Masalah Kesehatan Mental Gen-Z Di Indonesia

Gen Z atau generasi Z merupakan generasi yang lahir pada rentang tahun 1996 hingga 2012 yang tumbuh dengan teknologi, internet, dan media sosial. Gen Z dianggap sebagai generasi yang rentan sekali untuk mengalami gangguan fisik ataupun mental.

Gangguan mental adalah suatu kelainan yang berdampak pada perubahan cara berpikir, emosi, dan perilaku. Gangguan mental disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor yaitu : bilogi, psikologis dan sosial. Faktor biologi antara lain adalah keturunan/genetik, masa dalam kandungan, proses persalinan, nutrisi, riwayat trauma kepala dan adanya gangguan anatomi dan fisiologi saraf.

Masalah kesehatan mental di Indonesia pada masa ini masih tergolong sangat tinggi, terutama pada kalangan remaja karena mereka masih memiliki emosi yang tidak stabil dan belum memiliki kemampuan yang baik untuk memecahkan masalah yang ada. Kampanye kesadaran kesehatan mental remaja perlu digiatkan karena masalah kesehatan mengancam masa depan remaja Indonesia.

Ilustrasi Orang Yang Mengalami Gangguan Mental

Mengutip Verywellmind, sekitar 62% mengaku mengalami stres sedang hingga berat selama 30 hari. Sementara Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan bahwa kasus gangguan mental dan depresi di Indonesia mengalami peningkatan hingga 6,5% selama pandemi Covid-19. Gangguan tersebut terjadi pada sekitar 12 juta jiwa pada kelompok usia produktif 15-50 tahun.

Pada remaja, masalah kesehatan mental yang umum dialami adalah PTSD, ADHD, gangguan kecemasan umum, gangguan makan, skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi. Gangguan kesehatan mental pada remaja tak jarang memicu tindakan bunuh diri.

Gangguan kecemasan dan juga depresi yang dialami remaja tanpa pertolongan cenderung mengarah pada rasa putus asa, karena merasa tidak ada pengertian dari lingkungan sekitar mereka, seperti keluarga, teman, juga pasangan.

Apalagi di masa pandemi, di masa pandemi ini banyak orang yang pergerakannya terbatas untuk menghindari kemungkinan penyebaran COVID-19. Dengan situasi ekonomi dan banyaknya kondisi ketidakpastian juga berpengaruh pada kondisi kesehatan mental.

Contohnya seperti, kurangnya waktu bersosialisasi dengan teman-teman, tidak dapat berkegiatan atau beraktivitas normal seperti biasa, tidak dapat berolahraga dengan bebas di tempat umum bisa jadi membuat sebagian orang merasa stress dan depresi.

Generasi Z perlu memahami akan pentingnya menjaga kesehatan mental dimulai dari kesadaran penggunaan sosial media yang berlebih bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mentalnya. Gangguan kesehatan mental  sangat penting untuk ditangani karena sangat berbahaya untuk kedepannya. Berbahaya untuk bangsa, karena generasi penerusnya, generasi yang punya masalah dengan kesehatan mental.

Lantas langkah-langkah apa saja yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental :

  • Self Acceptance

Orang yang memiliki self acceptence akan lebih memiliki pemikiran yang positif dan rasa syukur yang tinggi terhadap dirinya. Penerimaan akan diri sendiri tanpa harus memaksakan apa yang tidak bisa dimiliki. Dan juga cenderung lebih cepat dalam menghadapi masalah karena pemikirannya positif.

  • Meluangkan Waktu Menikmati Alam

Melihat tanaman atau hewan-hewan di sekitar akan menolong kita untuk merasa lebih rileks dan kesehatan mental pun tetap terjaga. Atau bisa juga dengan berkebun dan menanam bunga di sekitaran rumah, agar bisa mencari kesibukan.

  • Membatasi Penggunaan Gadget

Penggunaan gadget yang tidak teratur dapat menyebabkan gejala penyakit mental. Terutama pada anak-anak remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan. Mulai dari depresi, peningkatan laju kecemasan, gangguan perhatian, bipolar, autisme dan gangguan mental lainnya.

  • Mengonsumsi Makanan yang Bergizi

Menjaga kesehatan dengan makan makanan yang bernutrisi dan bergizi juga merupakan salah satu cara memperbaiki kondisi mental. Oleh karena itu, pastikan  selalu makan makanan bernutrisi setiap hari, perbanyak minum air putih, dan makan sayur dan buah. Hindari makanan cepat saji, makanan manis, dan hindari rokok dan alcohol.

  • Menjaga Pola Tidur

Kurang tidur dapat membuat kita mudah merasa stres dan depresi. Pastikan selalu tidur cukup, 6 hingga 8 jam per hari. Anda juga dapat melakukan setiap malam dengan tidur di kamar yang redup atau gelap, tidak menggunakan ponsel sebelum tidur, dan tidur di jam yang sama setiap hari, yang biasa disebut sleep hygiene. Hal-hal tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.

  • Mencari Support System

Support system sangat penting di kehidupan kita. Teman, keluarga, ataupun pasangan juga bisa menjadi pendukung yang baik di kehidupan kita. Menceritakan hal yang terjadi, curhat, menangis, meluapkan emosi kepada yang terdekatkan juga adalah salah satu hal yang sangat dibutuhkan. Dengan memendam kesedihan adalah salah satu hal yang perlu dihindari, karena dapat berakibat fatal. Penting untuk dekati keluarga atau kerabat dekat.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *