8 Karakter yang Menjadi Kunci Sukses Seseorang

karakter orang sukses
sumber: pexels.com

Kesuksesan sejati akan menghampiri mereka yang tiada henti belajar dan kerap mengimplementasikan kunci sukses di dalam kehidupannya, bahkan pengalaman pahitpun merupakan pembelajaran yang sangat berharga. Manusia sukses adalah manusia yang berguna dan membawa manfaat bagi sesama manusia dan lingkungannya. Seburuk – buruk manusia adalah yang merugi bagi orang banyak.

1. Konsisten

Artinya, satu kata dengan perbuatan, tidak mudah berubah-ubah karena pengaruh rayuan, memegang teguh kesepakatan, teguh dengan prinsip tidak mengikuti kemana arah angin berhembus kencang, dan tidak terpengaruh oleh bujukan para ”pembisik”.

2. Amanah

Artinya dapat dipercaya, jujur, tidak munafik, tidak korup dan tidak khianat.

Untuk dapat dipercaya dibutuhkan waktu dan pembuktian dan itu bagaikan investasi. Tanamlah kejujuran, maka anda akan memetik kepercayaan. Manusia yang mempunyai sifat amanah adalah manusia yang bersungguh-sungguh mengemban tugas dan tanggung jawabnya, baik ada manusia yang mengawasinya maupun tidak karena dia sangat yakin bahwa Tuhan tidak pernah memejamkan mata-Nya, dan manusia akan diminta pertanggung jawabannya tidak hanya didunia namun juga di akhirat secara adil seadil-adilnya.

3. Respek

Artinya saling menghormati dan saling menghargai. Hormat bukan berarti menghilangkan sifat kritis, menghargai bukan berarti memberi terlalu banyak pujian. Bertenggang rasa artinya mempunyai kesabaran dan kelapangan dada menghadapi sesuatu yang tidak sesuai kehendak diri sendiri. Mengalah bukan untuk kalah, berbeda tetapi tidak perlu berbenturan. Agree to diagree bagian dari sikap respek terhadap perbedaan. Bahkan, Tuhan mengatakan perbedaan itu Rahmat untuk umatNya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak respek kepada siapapun dalam kondisi bagaimanapun.

4. Asertif

Artinya teguh dengan pendirian, tidak mudah menyerah/patah hati untuk mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Coba lagi dan coba lagi adalah sifat asertif, berpantang frustasi. Ngotot-ngototan bukan asertif karena ketika ngotot orang tersebut tidak menggunakan akal sehat, tidak siap untuk win-win interaction, melainkan ingin menang sendiri. Asertif adalah keteguhan hati untuk mencari kebenaran sejati, untuk meraih kesuksesan sejati tanpa melepaskan kontrol emosi.

Baca juga:

5. Kooperatif

Artinya dapat bekerja sama, berfikiran terbuka dan tidak kaku untuk saling membantu. Cepat kaki, ringan tangan,suka membantu. Ibaratnya belum dipanggil sudah datang, belum disuruh sudah pergi. Kooperatif memerlukan keikhlasan hati karena kooperatif yang dipaksakan atau karena terpaksa akan membuahkan pamrih. Terutama secara materi kooperatif yang diniatkan sebagai ibadah akan dicatat oleh malaikat sebagai amal.

6. Telaten

Artinya teliti, rinci dan rapi. Tidak hanya telaten dalam administrasi, rapi dalam dokumentasi, rinci dalam pembukuan keuangan, dan cermat dalam filling system, namun juga santun dalam belajar, berbudi pekerti dalam berperilaku. Orang yang sukses menjaga waktunya yang dengan rapi sehingga tak ada sedikitpun yang disia-siakannya. Orang yang sukses menjaga uang dan harta bendanya dengan teliti sehingga tak ada sedikitpun yang dimubazirkannya.

7. Empati

Artinya menggunakan pikiran dan perasaan dengan hati maupun merasakan dengan perasaan orang lain, sekaligus dengan fikiran/logika maupun menangkap serta mencerna jalan pikiran orang tersebut. Empati tidak sama dengan simpati, melainkan mempunyai makna yang lebih luas. Dalam empati anda berusaha memahami perasaan dan pikiran orang lain agar dapat membantu orang itu mengatasi persoalan bilamana dia membutuhkan. Ketika bersimpati, perasaan anda hanyut merasakan perasaan orang tersebut, sebagai akibatnya logika turun jauh dibawah perasaan. Dalam berempati, kita tidak menginginkan posisi perasaan diatas logika.

8. Religius

Artinya taat dalam menjalankan ajaran agama/kepercayaan yang diyakini tanpa meremehkan agama/kepercayaan orang lain. Sifat religius terpancar dari tutur kata serta perilakunya, tersirat pada kepekaan nuraninya sebagai manisfestasi pemahaman dan ibadah religinya. Spritual yang terkandung dalam nurani bukan untuk dipamerkan, bukan untuk mengintimidasi orang lain, melainkan untuk mengasihi. Dalam setiap tindakan, dia berlaku adil, dalam membuka hari selalu diawali dengan doa memohonkan petunjuk, bimbingan serta keridhoan Tuhan.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *