3 Tokoh Filsafat Athena dengan Pemikiran Hebatnya

Tokoh filsafat

Athena merupakan sebuah ibu kota negara Yunani. Di kota inilah para tokoh filsafat atau yang biasa disebut dengan filosof hidup. Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu mengenai pengetahuan dan penyelidikan akal. Seorang filosof Yunani yang hidup lebih dari dua ratus tahun yang lalu percaya bahwa asal-mula filsafat adalah pertanyaan dari rasa keingintahuan manusia. Dari sekian banyak tokoh filsafat, ada 3 tokoh filsafat yang hidup di Athena yang dianggap memiliki pengaruh besar dalam seluruh peradaban Eropa. Berikut 3 tokoh filsafat Athena serta pemikiran hebatnya:

1. Socrates

Tokoh filsafat
Sumber : eventkampus.com

Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM. Dia menjalani sebagian besar hidupnya di pasar-pasar untuk berbicara dengan masyarakat yang ditemuinya. Socrates adalah tokoh filsafat yang misterius, karena dia tidak pernah menulis sebaris kalimatpun. Namun, kehidupan Socrates dapat diketahui melalui tulisan-tulisan salah satu muridnya yaitu Plato yang kemudian menjadi salah satu filosof terbesar di dunia.

Metode penyampaian yang digunakan Socrates adalah berdiskusi, dia tidak pernah menggurui orang. Sebaliknya, dia hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memulai percakapan seakan-akan dia tidak mengetahui apa-apa. Socrates menganggap bahwa pemahaman sejati timbul dari dalam diri sendiri. Kebenaran mampu ditangkap jika mereka menggunakan akal dengan masuk kedalamnya dan memanfaatkan apa yang ada disana. Socrates menyebut dirinya sebagai seorang filosof dalam pengertian seseorang yang mengakui bahwa ada banyak hal yang tidak dipahaminya, dan dia merasa terganggu karenanya. Sepanjang hidupnya Socrates berusaha untuk menemukan definisi yang jelas dan tentunya dapat diterima secara universal mengenai benar dan salah. Menurutnya, pengetahuan yang benar akan menuntun pada tindakan yang benar.

Pada tahun 399 SM dia dihukum mati dengan meminum racun cemara di hadapan sahabat-sahabatnya. Dia didakwa dengan tuduhan memperkenalkan dewa-dewa baru serta tidak memercayai dewa-dewa lama yang telah diterima.

Baca juga : Socrates – Bapak dan Sumber Etika Atau Filsafat Moral

2. Plato

Tokoh filsafat
Sumber : iphincow.com

Plato lahir di Athena sekitar tahun 428-427 SM. Dia adalah salah satu murid Socrates yang menyumbang sumbangsih besar dalam dunia filsafat. Tindakan pertama Plato sebagai seorang filosof adalah menerbitkan karya Socrates yang bernama Apologi, suatu penjelasan tentang pembelaan di hadapan hakim. Plato mendirikan sekolah filsafatnya disebuah hutan kecil yang diberi nama sama dengan nama pahlawan legendaris asal Yunani, Academus atau dikenal sebagai Akademi. Di Akademi Plato ini bukan hanya mempelajari tentang ilmu filsafat saja, tetapi juga ilmu matematika dan olahraga.

Plato juga mempunyai pandangan tersendiri tentang matematika, dia menganggap bahwa matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang mengasyikkan karena keadaan matematika yang tidak pernah berubah. Dalam hal ini tentu kita perlu contoh untuk memahaminya, semisal ada seorang guru masuk keruang kelas dengan membawa 5 balon yang masing-masing berbeda warna. Kemudian guru tersebut bertanya kepada 40 siswa yang berada dalam kelas tentang warna balon apa yang terlihat indah, tentunya guru tersebut akan mendapati beragam jawaban yang berbeda. Tetapi jika dia bertanya berapakah hasil dari 2+2, seluruh murid akan memberikan jawaban yang sama. Karena dalam konteks ini akal yang berbicara, dan akal merupakan lawan dari “perasaan” dan “perkiraan”.

Plato berpendapat bahwa kenyataan itu terbagi menjadi dua dunia yaitu dunia indra dan dunia ide. Dalam dunia indra kita hanya dapat memiliki pemahaman atau pengetahuan yang tidak tepat menggunakan lima indra kita. Sedangkan, dalam dunia ide kita dapat memiliki pengetahuan yang kekal dan abadi menggunakan akal kita. Plato percaya bahwa semua benda hidup merupakan tiruan tak sempurna dari bentuk abadi di dunia ide.

Plato merupakan filosof pertama yang mendukung sekolah anak-anak yang diorganisir oleh negara dengan sistem pendidikan full-time, dia menganggap pendidikan anak terlalu penting untuk diserahkan kepada individu masing-masing, harus negara yang bertanggungjawab. Plato diperkirakan meninggal sekitar tahun 348-347 SM sebagai tokoh filsafat dengan pandangan dan pemikiran yang berdampak besar dalam pengaruh peradaban Eropa bahkan dunia.

Baca juga : Biografi Plato, Kisah Filsuf Terkenal Serta Ajaran dan Pemikirannya

3. Aristoteles

Tokoh filsafat
Sumber : biografi.kamikamu.co.id

Aristoteles lahir di Macedonia pada tahun 384 SM. Dia datang ke Athena untuk belajar di Akademi Plato dan belajar hampir dua puluh tahun disana. Aristoteles membuktikan kesalahan teori dunia ide milik Plato yang beranggapan bahwa realitas tertinggi hanya akan didapatkan menggunakan akal kita. Sedangkan, menurut Aristoteles realitas tertinggi hanya dapat kita lihat dengan indra kita. Aristoteles berpendapat bahwa seluruh pemikiran dan gagasan kita muncul akibat dari sesuatu yang masuk kedalam kesadaran yang pernah kita lihat dan dengar.

Aristoteles berkeyakinan ada empat sebab yang terjadi di alam ini, yaitu : sebab material, sebab efisien, sebab formal, dan sebab akhir. Untuk memahami lebih dalam tentang empat sebab ini, bisa dicontohkan dengan proses terjadinya hujan. Sebab material adalah air dibumi menguap ke awan, sebab efisien adalah uap di awan yang mendingin, sebab formal adalah sifat air itu sendiri yang akan jatuh ke bumi, dan sebab akhir yang merupakan tujuan dari turunnya air ke bumi, yaitu untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Aristoteles percaya bahwa ada tujuan atas segala sesuatu yang terjadi di alam ini, maka dari itu dia menekankan pemahaman terhadap sebab akhir yang berupa tujuan tersebut.

Sesungguhnya, dialah yang mendirikan ilmu logika. Dia memaparkan sejumlah hukum yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari beberapa permasalahan atau yang biasa disebut dengan istilah silogisme. Dia membahas 3 bentuk silogisme, sebagai berikut :

  • Subjek dalam satu premis dan predikat pada yang lainnya : M adalah P, S adalah M, maka S adalah P. Sebagai contoh, setiap makhluk hidup akan mati, kuda adalah makhluk hidup, maka kuda akan mati.
  • Predikat dikedua premis : P adalah M, S bukan M, oleh karena itu S bukan P. Sebagai contoh, setiap makhluk hidup akan mati, namun batu tidak akan mati, sebab batu bukan makhluk hidup.
  • Subjek dalam kedua premis : M adalah P, M adalah S, oleh karena itu S adalah P. Sebagai contoh, hewan butuh makan, hewan adalah makhluk hidup, maka makhluk hidup butuh makan.

Aristoteles bukan hanya terkenal sebagai seorang filosof saja, melainkan juga ahli biologi besar Eropa yang pertama. Dia mengemukakan ajaran pengobatan Yunani dengan menjaga keseimbangan dan kesederhanaan dapat membantu untuk tercapainya kehidupan yang bahagia dan selaras. Dia meninggal pada tahun 322 SM di Yunani, tercatat ada 170 judul yang diperkirakan sebagai tulisan Aristoteles dan 47 judul yang berhasil dilestarikan.

Baca juga : Biografi dan Profil Lengkap Aristoteles – Bapak Ilmu Pengetahuan Dunia

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *