Rekomendasi film berikut cocok banget buat kamu yang sedang punya planning jangka panjang. Proyek, mimpi atau mungkin pencapaian pribadi kamu. Film dokumenter mungkin gampang bikin kamu bosen sih, tapi beda ceritanya ketika kamu membekali diri dengan tujuan tertentu. Kamu bisa mendapatkan motivasi, atau referensi yang lebih real. So, jika kamu sedang ingin merencanakan sesuatu yang besar, rekomendasi film dokumenter rekor olahraga ekstrim berikut mungkin bisa membantu. Mungkin untuk menambah keyakinan, atau menguji kembali. Rekor yang iseng mungkin banyak sih, tapi untuk olahraga ekstrim, tingkat keseriusannya berbeda.
Sebelumnya saya perlu kasih ingat dulu, ini semua spoiler. Bicara tentang dokumenter, spoiler memang sudah ada dimana-mana sebenarnya, berita atau wikipedia. Tapi jangan sedih, ini bukan novel, tetap saja tidak dapat mewakili emosi ketika kalian menonton langsung. Dan seperti film lainnya, dokumenter dibuat untuk memberikan representasi emosi tentang sebuah fakta. So, habis baca tulisan ini, kenikmatan nonton kalian tidak akan ternodai kok.
1. Free Solo, rekomendasi film untuk menangani rasa takut
Free Solo bercerita tentang Alex Honnold yang mencoba free climbing di tebing El Capitan. Bagian awal film mengetengahkan rasa takut Alex untuk melakukan free climbing. Alex telah melakukan setidaknya 40 kali panjat tebing di El Cap sejak 2006. Melakukan simulasi demi simulasi, mencari pijakan mana yang aman ketika dia harus melakukan ini tanpa tali pengaman. Hingga pada 3 Juni 2017, Alex Honnold berhasil menyelesaikan rute Freerider, El Capitan, tanpa tali pengaman. Untuk pertama kalinya dalam sejarah El Capitan.
Banyak pesan yang berhasil disiratkan oleh pasangan sineas Jimmy Chin dan Elizabeth Chai dalam Free Solo. Mereka berhasil memperlihatkan sisi humanis seorang free climber. Alex Honnold bukanlah seseorang yang nekat menentang maut hingga kemudian mati. Alex adalah kita, yang menunda sebuah mimpi karena rasa takut gagal, gagal dalam free climbing berarti meninggal sih. Namun, yang mungkin berbeda dari kita adalah Alex tidak berhenti diambang ketidak mungkinan. Alex Honnold membuat usaha agar mimpinya bersama El Cap tetap terwujud, sedikit demi sedikit. Dan Free Solo memperlihatkan proses ini.
Free Solo mendapatkan banyak penghargaan sinematografi, diantaranya Toronto International Film Festival, Oscar, British Academy Awards dan masih banyak lagi. Kalian bisa nonton Free Solo di Disneyplus.
2. Great British Swim, 5 bulan di laut keliling Inggris
Berenang mungkin bukan kategori gamblang olahraga ekstrim. Tapi tentunya beda , jika kalian berada dilaut selama berbulan-bulan, kecuali hanya untuk tidur dan makan (ini juga kebanyakan masih di kapal). Itulah yang dilakukan oleh Ross Edgley, pemegang rekor dunia untuk renang laut bertahap terlama. Edgley mengelilingi pulau besar Inggris dalam waktu 157 hari.
Red Bull mengemas perjalanan Edgley dalam format vlog series yang dapat kamu tonton di RBTV. Simak deh, petualangan Edgley untuk mengetahui persiapan diet, pendekatan mental, efek samping eksposur air asin hingga tantangan hariannya, termasuk sengatan ubur-ubur. Edgley setidaknya berenang 12 jam setiap harinya.
Terkadang Edgley juga berbicara tentang daerah pesisir Inggris yang disinggahinya. So, rekomendasi film dokumenter ini juga buat para traveler, mungkin tertarik dengan bagian yang satu ini.
3. 14 Minutes From Earth, space diving guys!
Alan Eustace memegang rekor lompatan tertinggi di dunia. Rekor ini diperoleh Eustace setelah melompat dari ketinggian 41 km di tahun 2014. Kalian bisa coba nonton kronologi Eustace di Netflix. Film berdurasi 1 jam 26 menit ini akan memberi kalian inspirasi skydiving dari luar angkasa beserta tantangan engineering dibalik lompatan itu.
Film dokumenter tidak mendapatkan apresiasi seperti film lainnya. Kebanyakan kritik mengacu pada sinematografi. Namun rekomendasi film ini saya tulis mungkin karena Alan Eustace adalah seseorang dengan profil yang cukup dekat dengan kebanyakan kita. Alan adalah seorang ilmuwan komputer yang bekerja untuk Google, bukan seorang petualang atau olahragawan full-timer.
Film dokumenter ini juga bercerita tentang motivasi Eustace yang melakukan lompatan stratosfir ini di usia 57 tahun. Ada juga bagian yang mengetengahkan tentang pandangan istrinya, yang tidak sepenuhnya setuju. Potongan yang cukup relate mungkin. Kebanyakan dari kita tentunya mendapatkan argumen dari orang terdekat dalam usaha menggapai sebuah mimpi.
4. No Limits, ketika persiapan tidak dapat ditawar
Diawali dengan kisah cinta 2 orang freediver, romantisme yang mungkin bisa bikin mupeng. Tapi ini adalah red herring (apa sih itu, baca disini).
Film dokumenter No Limits karya sutradara Allison Ellwood menceritakan kisah Audrey Mestre. Freediver Prancis yang meninggal dunia di Oktober 2002, dalam upayanya mencapai 171 meter freediving No Limits Apnea. Pelampung yang seharusnya mengangkat Mestre ke permukaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, karena kekurangan udara. Sehingga penyelaman yang tadinya direncanakan 3 menit menjadi 8 menit lebih. Audrey Mestre kehilangan kesadaran di bawah air dan dipastikan meninggal di rumah sakit dekat pantai. Record attempt yang dilakukan Audrey Mestre ini sendiri dikritik karena tidak memenuhi standar. Diantaranya jumlah safety diver, prosedur rescue yang tidak proper serta kehadiran medis di area pantai. No Limits Apnea Freediving sendiri sudah menelan beberapa korban jiwa.
No Limits bakal memperlihatkan apa yang bisa ada di kepala seorang pemegang rekor dunia. Bangga? Atau mungkin rasa bersalah. Juga bagaimana sebuah disiplin olahraga kalem seperti freediving dapat menjadi kompetitif di level mematikan. Dan yang paling penting, bagaimana kita tidak bisa lalai dalam upaya pengambilan rekor olahraga ekstrim. Tabu untuk melewatkan bagian dari persiapan untuk tujuan apapun. Apalagi ketika nyawa seseorang adalah harga yang harus dibayar.
Nah, cukup dulu deh
I really believe that, as a human being, we have an innate to explore, to see what’s around the corner.
Jimmy Chin, Climber, Photographer, Director
Walaupun menulis rekomendasi film-film ini, secara pribadi, saya pernah mempertanyakan, buat apa sih orang-orang bikin rekor? Tidak sulit untuk mengatakan bahwa ini menggunakan sumber daya besar, tetapi hanya dinikmati segelintir orang. Namun berpikir negatif tentang pencapaian orang lain tidak membawa kita kemana-mana. Pencapaian rekor adalah upaya menunjukkan batas kemampuan manusia. 1 pemegang rekor mewakili kita semua. Saat seorang penyelam mencapai kedalaman baru, ini berarti kita semua punya kesempatan yang sama untuk mencapai titik tersebut. Setidaknya itulah yang dilakukan para atlit olahraga ekstrim, menembus batas baru dalam ketidakmungkinan.
Di sisi lain, film dokumenter berusaha untuk menunjukkan beberapa sudut pandang, tentang suatu peristiwa di dunia. Dalam hal ini pengambilan rekor extreme sport. Agar kita semua dapat memahami apa yang perlu dilakukan untuk mencapai sebuah batas, Mengetahui apa yang terjadi ketika umat manusia berusaha keluar dari ketakutan dan pesimisnya. Serta apa yang didapatkan ketika kelalaian terselip. Yang terpenting, inspirasi tentang kemajuan umat manusia terkini. Ini alasan saya menulis rekomendasi film dokumenter untuk upaya rekor olahraga ekstrim.
Rekomendasi film dokumenter mungkin tidak terdengar sebagai hiburan sih
Memang benar, seperti yang saya sebutkan di awal, kita butuh sesuatu untuk dicari. Bahkan menjadi wadah kosong layaknya pembaca buku, untuk dapat merasakan emosional dan inspirasi dari sebuah dokumenter. Tapi tentunya jika kalian sedang berniat mengembangkan diri, cobain deh. Sekali lagi, rekomendasi film ini saya tulis untuk kalian yang sedang punya rencana besar.