Hai, Pernah nggak kamu lagi asyik nonton film, eh, malah kesulitan baca subtitle nya? Atau pas lagi nyetir, rambu lalu lintas terlihat kabur? Bisa jadi, itu tanda-tanda mata minus atau miopia. Mata minus adalah kondisi di mana bayangan objek jatuh di depan retina, bukan tepat di atasnya. Akibatnya, objek yang jauh terlihat buram, sementara objek dekat terlihat jelas. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari faktor genetik (keturunan) hingga gaya hidup, seperti terlalu sering menatap layar gadget atau membaca dalam jarak dekat. Tentunya, mata minus bisa mengganggu aktivitas sehari-hari kamu kan? Nah, jangan khawatir! Artikel ini akan membahas 6 cara menurangi dan pencegahan agar mata minus kamu nggak makin parah. Yuk, simak baik-baik!
1. Menggunakan Lensa Korektif (Kacamata & Lensa Kontak)
Lensa korektif adalah solusi paling umum dan mudah untuk mengatasi mata minus. Fungsinya sederhana, yaitu memfokuskan cahaya tepat ke retina, sehingga penglihatan kembali tajam. Ada dua jenis utama lensa korektif:
Ada beberapa pilihan jenis lensa kacamata yang praktis mudah didapatkan.:
- Single vision: Lensa dengan satu fokus, biasanya untuk melihat jauh. Cocok untuk penderita minus murni.
- Bifokal: Lensa dengan dua fokus, untuk melihat jauh dan dekat. Biasanya digunakan oleh orang yang juga mengalami presbiopia (mata tua).
- Progresif: Lensa multifokal tanpa garis pembatas yang terlihat. Memberikan transisi yang mulus antara penglihatan jauh, menengah, dan dekat.
Ada pilihan yang lebih praktis dan estetik bagi sebagian orang. diantaranya adalah lensa kontak antara lain:
- Lunak: Nyaman dipakai dan mudah beradaptasi. Tersedia dalam berbagai pilihan, termasuk lensa sekali pakai (harian), mingguan, atau bulanan.
- Keras (RGP/Rigid Gas Permeable): Memberikan penglihatan yang lebih tajam dibandingkan lensa lunak, tetapi membutuhkan waktu adaptasi yang lebih lama.
- Hibrida: Gabungan antara lensa keras di tengah dan lensa lunak di pinggirnya, memberikan kenyamanan dan ketajaman penglihatan.
- Sekali pakai (Daily Disposable): Sangat praktis dan higienis karena dibuang setelah sekali pakai.
- Wajib konsultasi dokter mata! Dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh dan memberikan resep yang tepat sesuai dengan kondisi mata kamu. Ini penting untuk mendapatkan koreksi yang optimal.
- Perhatikan kenyamanan saat dipakai. Jangan memaksakan diri jika merasa tidak nyaman.
- Pilih bingkai kacamata yang cocok dengan bentuk wajah (jika memilih kacamata).
- Rawat lensa korektif dengan benar agar awet. Bersihkan secara rutin dengan cairan khusus dan simpan di tempat yang aman.
2. Orthokeratology (Ortho K)
Ortho K – ternyata ada metode koreksi mata minus non-bedah dengan menggunakan lensa kontak khusus yang dipakai saat tidur. Lensa ini bekerja dengan membentuk ulang kornea secara bertahap selama kamu tidur. Saat dilepas di pagi hari, penglihatan kamu akan menjadi lebih jelas tanpa perlu memakai kacamata atau lensa kontak di siang hari.
Lensa Ortho K didesain khusus berdasarkan topografi kornea setiap individu. Lensa ini akan memberikan tekanan yang lembut pada kornea saat dipakai tidur, sehingga mengubah bentuknya secara perlahan.
Kelebihan Ortho K Tidak perlu memakai kacamata atau lensa kontak di siang hari, Dapat memperlambat perkembangan mata minus, terutama pada anak-anak dan remaja.
Kekurangan Ortho K Membutuhkan waktu adaptasi dan perawatan yang telaten, Efeknya sementara dan akan kembali ke kondisi semula jika pemakaian dihentikan, Tidak semua orang cocok dengan metode ini.
Ortho K umumnya cocok untuk penderita mata minus ringan hingga sedang. Konsultasikan dengan dokter mata untuk mengetahui apakah kamu tepat untuk Ortho K.
3. PRK (Photorefractive Keratectomy)
Mengutip dari American Academy of Ophthalmology (AAO), photorefractive keratectomy (PRK) adalah operasi menggunakan laser untuk mengatasi PRK adalah prosedur bedah refraktif dengan menggunakan laser untuk mengatasi kelainan refraksi.
Dokter akan mengangkat lapisan epitel kornea, kemudian laser excimer akan digunakan untuk mengikis jaringan kornea sesuai dengan resep minus mata. Setelah prosedur selesai, lapisan epitel akan tumbuh kembali secara alami.
Prosedur ini bertujuan untuk mengobati rabun jauh (miopi), rabun dekat (hyperopia), dan silinder (astigmatisme).
PRK memungkinkan Anda untuk tidak perlu lagi memakai kacamata atau lensa kontak, setidaknya pada beberapa aktivitas seperti membaca atau menyetir malam hari.
Photorefractive keratectomy termasuk teknologi sebelum laser in situ keratomileusis (LASIK). Saat ini, LASIK menjadi operasi yang paling umum karena pemulihannya tidak lama.
Pages: 1 2