Mie merupakan makanan yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Sebelum kita mempelajari tentang mie instan, penting untuk mengetahui sejarah mie yang menarik. Mie pertama kali muncul pada zaman Kekaisaran Tiongkok kedua, yaitu pada masa Dinasti Han. Pada saat itu, mie dibuat dengan mencampurkan tepung terigu dan air. Selanjutnya, mie digulung dan dipotong menjadi berbagai bentuk. Mie awalnya disajikan dalam bentuk pangsit atau mie tipis yang dimasak dengan berbagai jenis saus dan kuah. Seiring berjalannya waktu, mie semakin populer dan menyebar ke negara-negara lain. Di antara jenis mie yang terkenal dari berbagai negara, terdapat ramen dari Jepang, Jjolmyeon dari Korea, Kolo mee dari Malaysia, dan masih banyak lagi.
Awalmula Kehadiran Mie Instan
Setelah kita memahami sejarah mie, mari kita lanjutkan dengan mengeksplorasi sejarah mie instan. Sejarah dimulai pada tahun 1958 di Jepang. Pada saat itu, mie instan dijadikan salah satu inovasi dalam industri makanan cepat saji. Terlebih lagi, melihat tingginya permintaan akan mie, pelaku industri melihat peluang bisnis untuk menghadirkan mie sebagai makanan cepat saji. Inilah saat Momofuku Ando, seorang pengusaha Jepang, memainkan peran penting dalam pengembangan mie instan menjadi produk yang praktis dan cepat saji. Dalam beberapa tahun, Momofuku Ando melakukan percobaan dan penelitian yang intens sebelum akhirnya berhasil mengembangkan mie instan pertama. Pada tahun 1958, ia meluncurkan dengan merek “Chikin Ramen” yang kemudian sukses besar di pasaran.
Mie instan menggunakan teknik pengeringan khusus (deep frying) yang memungkinkan mie dapat bertahan dalam kemasan yang tahan lama. Selain itu, juga dapat dimasak dengan cepat hanya dengan menambahkan air panas. Keberhasilan Momofuku Ando membuka pintu bagi perkembangan industri mie instan di seluruh dunia. Setelah itu, berbagai merek dan variasi mulai bermunculan di berbagai negara, mengikuti jejak kesuksesan Chikin Ramen. Mie instan menjadi populer karena kemudahan persiapan, waktu masak yang singkat, dan rasa yang memuaskan.
Mitos dan Fakta Mie Instan
Mie instan telah menjadi makanan yang populer di seluruh dunia, tetapi ada beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan konsumsi mie instan. Mari kita lihat berikut ini, beberapa mitos umum dan fakta seputar mie instan:
Tidak Sehat dan Tidak Bergizi
Faktanya, mie instan memanglah tidak sebanding dengan makanan olahan sendiri dalam hal nutrisi, namun sebagian besar mie instan telah diperkaya dengan vitamin dan mineral. Beberapa merek juga menawarkan varian mie instan dengan lebih sedikit natrium dan lemak. Selalu periksa label nutrisi dan pilih varian mie instan yang lebih sehat. Oleh karena itu kita dapat memilih mie instan yang sehat untuk dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh kita masing-masing, namun diingat bahwasannya mie instan tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari.
Menyebabkan Obesitas
Mie instan saja tidak menyebabkan obesitas. Namun, konsumsi berlebihan makanan olahan yang tinggi kalori dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Kalori dari 1 bungkus mie instan memanglah cukup besar, kalori dari satu porsi mie instan (70 gram) dikisaran 370 kalori dibandingkan 70gram nasi putih hanya mengandung 91 kalori saja. Sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi mie dengan tambahan karbohidrat lagi seperti nasi ataupun mash potato. Disarankan untuk mengonsumsi mie dengan tambahan protein seperti telur ataupun daging dan juga serat dari sayur seperti sawi.
Menggunakan Lilin sehingga Lilin Larut Ketika Perebusan dan Air Rebusan Menjadi Kuning.
Mie Instan tidak menggunakan lilin, mie instan ini dibuat menggunakan metode deep frying. Ini merupakan metode untuk pengawetan dimana mie digoreng dengan minyak panas sehingga kandungan air dalam mie yang tersisa sangat sedikit. Hal ini bertujuan agar mie dapat awet dan tidak basi. Metode ini yang mengakibatkan pada saat kita merebus mie instan, kuah dari mie instan menjadi berwarna ke kuningan dan berminyak.