Kacang tunggak atau yang lebih dikenal dengan sebutan kacang tolo di Indonesia. Tanaman ini termasuk keluarga Leguminosae, dianggap berkembang di India yang berasal dari Afrika Barat. Kacang ini banyak dibudidayakan di India, Cina, Kamboja, Jepang, Korea, Laos, Vietnam, Afrika, dan Amerika (Lim 2012).
Kacang tunggak merupakan salah satu anggota dari genus Vigna dan dikategorikan dalam kelompok kacang atau yang lebih dikenal dengan cowpea. Potensi hasilnya 1,5 – 2 ton/ha tergantung varietas, lokasi dan musim tanam serta budidaya yang dilakukan. Saat ini kacang tunggak menjadi salah satu pangan alternatif sebagai pengganti kedelai, dikarenakan kandunganya tidak jauh berbeda dengan kedelai. Menurut Rajesh et al. (2021) dalam 100 g kacang ini memiliki kandungan energi sebesar 340 kkal, 22% protein, 1.4% lemak, 59.1% karbohidrat, dan 3.7% abu.
Berikut ini adalah langkah budidayanya:
Syarat Tumbuh
Umumnya ditanam di lahan kering pada musim kemarau, namun dapat pula ditanam di lahan sawah bekas tanaman padi. Curah hujan yang cocok untuk kacang tunggak adalah 600 – 1.500 mm/tahun. Dapat tumbuh dengan baik pada lokasi dengan ketinggian 500 – 1.500 mdpl dengan suhu antara 20ºC – 25ºC dan pH tanah antara 5,5 hingga 6,5.
Olah Tanah/Lahan Tanam
Lahan perlu dibajak dua minggu sebelum tanam dengan dua kali dan satu kali garu untuk lahan kering, sedangkan lahan bekas padi tidak perlu dilaksanakan olah tanah. Setelah olah tanah bentuk bedengan dengan jarak antar bedeng 0,5 meter. Sebelum tanam cek pH tanah, apabila masih di bawah rekomendasi beri asam humat/dolomit sesuai kebutuhan. Cek kebutuhan dolomit di sini.
Persiapan Benih
Benih yang akan digunakan pastikan adalah benih unggul dan bebas penyakit. Kebutuhan benih bergantung pada per satuan luas lahan yang ditentukan jarak tanam, sistem tanam, dan jumlah benih per lubang. Namun, pada umunya kebutuhan benih berkisar 20 – 30 kg/ha. Cara perhitungan jumlah benih dapat dicek di sini.
Penanaman dan Jarak Tanam
Waktu tanam yang disarankan pada lahan irigasi bekas padi adalah bulan Juni-Juli atau Maret-April. Pada lahan kering dapat ditanam saat bulan Feburari/Maret. Ada dua metode tanam, yaitu disebar atau ditugal. Jarak tanam dapat 40 x 15 cm dengan 2 biji/lubang tanam atau 40 x 10 cm dengan 1 biji/lubang tanam. Saat tanam dilakukan pemberian Karbofuran untuk melindungi benih sebanyak 10 kg/ha.
Pumupukan
Pemupukan dibagi menjadi dua fase. Fase yang pertama saat tanam diberi pupuk dasar urea 50 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Pada fase kedua diberi pupuk urea 50 kg/ha.
Pengairan
Tanaman kacang ini relatif tidak perlu banyak air apabila ditanam di lahan basah. Pada fase pertumbuhan vegetatif hanya memerlukan air sebanyak 140 mm. Pemberian air dapat ditingkatkan menjadi 50% hingga 70% saat tanaman pada fase vegetatif.
Pemeliharaan
Untuk mengatasi hama dapat dilakukan dengan pestisida. Selain itu, lakukan penyiangan gulma yang tumbuh disekitaran tanaman kacang tunggak.
Pemanenan
Pemanenan dikukan sekitar umur 60-80 HST tergantung varietas. Panen dilakukan apabila polong telah kering 85-90%. Polong kemudian dijemur agar kering jika diguankan untuk pembijian selama 2-3 hari. Apabila ingin diambil untuk sayur, polong dipanen 10-12 hari setelah pembungaan. Polong sayur dapat dilakukan setiap 3-4 hari.
Demikian sobat, somoga bermanfaat. Jangan lupa cek artikel lain kami di rakaminstudent.com