Apa Itu KIPI dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Sejak program vaksinasi COVID-19 berlangsung, istilah KIPI sering terdengar. Lantas, apakah itu?
Setelah vaksinasi coronovirus beberapa orang bisa mengalami beberapa reaksi tertentu
Ilustrasi Vaksin COVID-19. ©freepic

Setelah vaksinasi, beberapa orang mengalami beberapa reaksi tertentu. Ada yang merasa pegal, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan menggigil. Beberapa waktu lalu Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan panduan mengenai kejadian-kejadian pasca vaksinasi COVID-19. Untuk tau lebih lanjut mengenai KIPI vaksin covid simak penjelasan berikut!

Apa Itu KIPI?

KIPI adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dan bisa terjadi setelah vaksinasi untuk COVID-19.
Ilustrasi Vaksinasi COVID-19 ©freepic

KIPI adalah singkatan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Dilansir dari website Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, KIPI merupakan semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi, termasuk vaksinasi Covid-19.

Tetapi tidak perlu khawatir, reaksi yang terjadi biasanya menandakan vaksin sedang bekerja di dalam tubuh kita. Sistem daya tahan tubuh sedang belajar cara melindungi diri dari penyakit. KIPI umumnya bersifat sementara, hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Mungkin Anda pernah mendengar info bahwa para peserta tidak boleh langsung pulang ke rumah setelah vaksinasi. Mereka diwajibkan untuk menunggu selama 30 menit di tempat vaksinasi. Tujuan menunggu selama 30 menit di tempat vaksinasi adalah memantau ada tidaknya KIPI. Bila selama 30 menit tidak ada reaksi yang mengkawatirkan maka peserta vaksinasi bisa pulang.

Apa Saja Jenis KIPI?

Demam merupakan salah satu kejadian paling sering terjadi setelah vaksinasi.
Ilustrasi Demam ©freepic

Perlu diketahui, tidak semua orang yang menerima vaksin COVID-19 mengalami reaksi setelah vaksinasi atau KIPI. Reaksi setelah vaksinasi berbeda pada setiap orang. KIPI terdiri dari 3 jenis reaksi yaitu:

  1. Reaksi lokal: bengkak, nyeri, kemerahan di area bekas suntikan, atau jika parah selulitis.
  2. Reaksi sistemikdemam, lemas, sakit kepala, myalgia atau nyeri otot selutuh tubuh dan nyeri sendi atau artralgia.
  3. Reaksi lain: alergi. Bisa berupa biduran (urtikaria), anafilaksis (alergi parah hingga sesak napas), dan pingsan

Ketiga reaksi reaksi tersebut bukan hanya terjadi pada vaksin coronavirus seperti Sinovac dan AstraZeneca. Semua vaksin menunjukan gejala yang sama. Reaksi lokal dan sistemik adalah reaksi yang paling sering muncul. Anda tidak perlu khawatir, sebab dua reaksi tersebut sangat umum dan mudah hilang.

Tetapi memang ada beberapa reaksi yang perlu diwaspadai pasca vaksinasi, diantaranya yaitu:

  • Nyeri di dada dan perut
  • Bengkak dan merasa dingin pada kaki
  • Sakit kepala parah terutama pada tiga hari atau lebih setelah vaksinasi
  • Penglihatan kabur
  • Kejang
  • Pendarahan terus menerus
  • Terdapat memar kecil, bintik-bintik kemerahan atau keunguan.

Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir, reaksi ini merupakan reaksi yang sangat jarang terjadi, mungkin satu dari 100.000 orang. Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut setelah vaksinasi segera hubungi dokter atau langsung pergi ke rumah sakit. Selain itu, Anda bisa langsung melaporkannya di website Kementerian Kesehatan secara mandiri. Lapor disini.

Jika Terjadi KIPI, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Istirahat yang cukup setelah vaksinasi jika terdapat reaksi ringan pasca vaksinasi.
Ilustrasi Istirahat Pasca Vaksinasi ©freepic

Jika setelah vaksinasi Anda merasakan beberapa gejala tersebut, simak beberapa langkah berikut untuk mengatasinya!

Mengatasi Reaksi Lokal

Reaksi lokal umumnya bersifat sementara dan ringan, serta akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, seperti: nyeri, bengkak, dan kemerahan di lokasi suntikan. Cara menanganinya bisa dengan mengompres dengan air dingin di area suntikan jika terasa nyeri atau bengkak atau kemerahan.

Mengatasi Reaksi Sistemik

Apabila demam, Anda bisa kompres atau mandi dengan air hangat untuk menurunkan demam. Anda juga bisa merasakan sakit kepala, lelah atau tidak enak badan setelah vaksinasi. Perbanyak minum air putih, dan istirahat, serta minum obat bila perlu. Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi SpOT mengatakan, gejala-gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri, dan ngilu bisa diatasi dengan obat pereda nyeri seperti Paracetamol dan Ibuprofen.

Mengatasi Reaksi Lain

Jika Anda merasakan reaksi alergi ringan, catat reaksi/keluhan yang dialami dan laporkan pada petugas atau kontak yang tertera pada kartu vaksinasi. Alergi ringan biasanya dapat diatasi dengan obat antihistamin, seperti Cetirizine dan CTM. Jika dirasa sudah sangat parah dan terus memburuk, Anda bisa langsung pergi rumah sakit. Untuk reaksi alergi parah, tentunya Anda perlu langsung menghubungi dokter dan pergi ke rumah sakit.

Bagi Anda yang sedari awal punya masalah kesehatan mental seperti gangguan kecemasan (anxiety), sebaiknya lakukan relaksasi terlebih dahulu supaya tenang. Sebab, rasa takut menerima vaksin COVID-19 mungkin saja memperberat gejala psikis yang sebelumnya sudah ada.

KIPI lebih ringan dibandingkan penyakit COVID. Jangan ragu untuk vaksinasi.
Ilustrasi Vaksinasi COVID-19 ©freepic

Hal yang perlu diingat adalah KIPI jauh lebih ringan dibandingkan terkena COVID-19 ataupun komplikasi terkait COVID-19. Kementerian Kesehatan sudah memastikan bahwa Vaksin COVID-19 aman, jangan ragu untuk melakukan vaksinasi. Manfaat imunisasi jauh lebih besar dari KIPI itu sendiri, sehingga kita tidak perlu khawatir. Oleh karena itu, mari kita vaksin untuk bersama-sama melawan COVID!

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *