FOMO atau Fear of Missing Out adalah pola perilaku yang dapat menyebabkan stress tingkat tinggi dalam kehidupan seseorang. Meski dapat memengaruhi semua orang, tetapi beberapa orang memiliki risiko yang lebih besar. Oleh karena itu, ketahui sejarah FOMO, apa itu FOMO, bagaimana cara mengenali FOMO dalam hidup, dan bagaimana mengatasi FOMO agar tidak berdampak negatif. Berikut rangkumannya.
Apa itu FOMO?
Fomo adalah rasa takut akan ketertinggalan yang mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik daripada Anda.
Dengan kata lain, fear of missing out adalah perasaan tidak nyaman dan terkadang melelahkan – karena lingkungan sekitar Anda memiliki sesuatu yang lebih baik daripada Anda ‘.
Faktanya, hampir tiga perempat orang dewasa yang masih muda melaporkan bahwa mereka mengalami fenomena tersebut. FOMO melibatkan rasa iri yang mendalam dan memengaruhi harga diri.
FOMO bukan hanya tentang perasaan bahwa mungkin ada hal-hal yang lebih baik lainnya di sekitar Anda, tetapi juga Anda merasa kehilangan sesuatu yang penting yang dialami orang lain saat ini.
Kenapa Orang Mengalami FOMO?
Secara historis, orang selalu mengkhawatirkan posisi mereka secara sosial. Namun dengan kemunculan media sosial, FOMO telah menjadi isu yang semakin besar, terutama bagi anak muda yang sepertinya selalu online, mengecek update status dan postingan.
Jadi, ketika Anda melewatkan pesta, tidak pergi berlibur keluarga, atau tidak menghadiri konferensi tertentu, Anda akan merasa sedikit kurang keren daripada mereka yang melakukannya dan memposting foto secara online.
Beberapa psikolog bahkan berpendapat bahwa rasa takut ketinggalan itulah yang membuat platform media sosial begitu sukses. Misalnya, beberapa penelitian mengklaim bahwa FOMO mendorong orang untuk menggunakan teknologi agar orang lain tahu bukan hanya tentang apa yang mereka lakukan tetapi juga seberapa menyenangkan mereka melakukannya.
FOMO dialami oleh orang-orang dari segala usia. Salah satu jurnal dari Psychiatry Research menemukan bahwa rasa takut ketinggalan terkait dengan penggunaan smartphone dan media sosial tidak terkait dengan usia atau jenis kelamin.
Baca Juga : 5 Cara Mengatasi Burnout Syndrom
Dampak Buruk dan Bahaya FOMO
Selain meningkatnya perasaan tidak bahagia, rasa takut akan ketinggalan dapat menyebabkan perilaku yang tidak sehat. Misalnya, studi oleh Computers and Human Behavior menemukan bahwa FOMO menyebabkan gangguan mengemudi, yang dalam beberapa kasus bisa mematikan.
Jika Anda bertanya kepada diri Anda apakah mengalami kecemasan media sosial, kemungkinan besar akan menjawab tidak. Namun, hal yang tidak Anda sadari adalah jika Anda stres atau khawatir tentang apa yang Anda lihat secara online, kemungkinan besar Anda mengalami FOMO, terutama jika Anda sering online.
Hal yang menjadi masalah adalah ketika Anda secara terus menerus mengkhawatirkan apa yang dilakukan orang lain, hanya menyebabkan Anda kehilangan kehidupan Anda sendiri.
Hal tersebut karena seseorang yang mengalami FOMO akan merasa kehilangan jati diri dan terlalu fokus pada apa yang orang lain lakukan sehingga lupa untuk menjalani kehidupan sendiri.
Tips Mengatasi FOMO
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi FOMO adalah dengan mempraktikkan reframing , yaitu latihan mental yang dirancang untuk membantu Anda melihat situasi secara berbeda.
Jika dihubungkan dengan FOMO, hal ini dapat sangat membantu dalam mengubah pola pikir negatif. Berikut ini beberapa cara agar dapat mulai mengubah pola pikir Anda.
1. Ketahui Pikiran Negatif
Satu hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi FOMO adalah mengetahui pikiran dan perasaan negatif. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengamati seberapa sering merasa negatif tentang diri sendiri atau kehidupan.
Kuncinya adalah mencatat seberapa sering Anda mengalami pikiran dan perasaan negatif dan mencatat apa yang Anda lakukan ketika pikiran itu muncul. Nanti, Anda dapat menganalisis dan menentukan apakah ada pola negatif dan apa yang mungkin perlu diubah agar merasa lebih baik tentang diri dan kehidupan.
2. Gantikan Pemikiran Negatif dengan Hal yang Positif
Mengetahui pikiran negatif juga memungkinkan Anda mengenali kata dan frasa negatif yang Anda ulangi sendiri. Kemudian, ketika Anda mendapati diri mengatakan sesuatu yang negatif kepada diri sendiri, Anda dapat mengganti pikiran dan mengganti kata-kata negatif dengan sesuatu yang positif.
3. Istirahatkan Kehidupan dari Teknologi dan Lakukan Hal Lain
Tentu saja, meninggalkan teknologi tampak seperti obat alami untuk FOMO. Tetapi hanya mematikan smartphone ke “off” atau “jangan ganggu” tidak menghapus perasaan yang disebabkan oleh FOMO. Anda mungkin masih khawatir akan ketinggalan, meskipun sama sekali tidak menggunakan media sosial.
Kuncinya adalah meninggalkan sejenak segala teknologi dan melakukan hal lain sepenuhnya seperti membaca buku, berkumpul dengan teman, mengikuti seminar atau pelatihan motivasi, yang membuat Anda fokus pada hal lain selain media sosial.
4. Mencoba Mindfulness
Mindfulness adalah latihan untuk belajar untuk secara intens fokus pada apa pun yang dilakukan saat ini. Seperti berendam di bak mandi hingga berjalan di sepanjang jalan setapak di hutan, tujuannya adalah agar Anda fokus sepenuhnya pada apa yang Anda lakukan saat ini.
Misalnya, jika Anda berendam di bak mandi, maka Anda mungkin fokus pada suhu air, rasa mandi busa di antara jari-jari kaki dan wangi minyak esensial yang ditaburkan di bak mandi. Dengan kata lain, Anda sangat fokus sehingga tidak ada ruang di otak Anda untuk kekhawatiran dan perasaan cemas.
Baca Juga : Apa itu Mindfullness?
Itulah pengertian FOMO, bahayanya serta bagaimana cara agar And tidak terjebak dalam situasi yang membahayakan tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!