Kapan Usia Ideal Anak Belajar Calistung?

Ayah dan bunda mulai merasa cemas ketika melihat anak tetangga sudah lancar belajar Calistung (membaca, menulis dan berhitung). Sementara, jagoan kecil kita dirumah malah asyik bermain gadget?

Banyak sekali orangtua yang mempertanyakan “Kapan sih sebenernya, usia ideal anak mulai belajar calistung? Apakah proses pembelajaran itu mulai dipaksakan sejak dini, atau malah menunggu mereka masuk Sekolah Dasar (SD)?

Anak belajar bersama orangtua. Sumber : Pinterest

Mengenal Kesiapan Anak Belajar Calistung

Para ahli pendidikan usia dini bersepakat bahwa masa Belajar Calistung untuk anak, dapat dimulai sejak usia 4 hingga 6 tahun. Rentang usia tersebut merupakan masa keemasan untuk mengenalkan literasi, dan numerasi secara masif ataupun informal. Namun, kunci utama yang harus diingat oleh ayah dan bunda adalah pembelajaran ini murni tanpa pemaksaan, melainkan berfokus pada kesiapan sensor motorik dan kognitif anak.

Kesiapan sensor motorik pada anak telah berkembang dimulai sejak mereka lahir. Sensor yang mereka miliki akan meresponsif kegiatan menggenggam, mencubit, atau bahkan menulis. Hal ini tentunya melibatkan kinerja otot-otot besar layaknya kaki, tangan dan tubuh si kecil. Sedangkan sensor kognitif mulai berkembang ketika si kecil mencapai usia 2-7 tahun. Pada masa ini mereka mulai mengenali bentuk, warna, serta konsep sederhana.

Sekitar rentang usia ini, kemampuan motorik dan kognitif anak umumnya sudah cukup berkembang untuk menerima pembelajaran calistung. Sehingga mereka dapat mengenal serta menelaah pembelajaran yang akan diberikan. Hakikatnya bukan hanya tentang memberikan contoh abstrak saja tetapi, turut serta menanamkan pemahaman struktural dasar sebelum si kecil dapat melanjutkan proses pembelajaran pada tahap berikutnya.

Tanda Anak Siap Belajar

  • Ketertarikan Pada Buku
Anak tertarik pada buku. Sumber : https://www.appletreebsd.com/kenali-6-ciri-anak-siap-sekolah-berikut-ini-yuk-bunda/

Ketika mereka mulai tertarik atau terkadang seakan pura-pura membaca dan melontarkan pertanyaan “ini tulisan apa?”. Saat itulah ayah dan bunda dapat memperkenalkan bentuk bacaan bunyi huruf maupun angka kepada mereka. Proses ini tidak serta merta muncul apabila tidak ada stimulus dari orangtua untuk mengawalinya. Ayah dan bunda bisa memperkenalkan buku jauh sebelum mereka notice perihal yang dapat dibaca, boleh diawali dengan buku bergambar atau buku 3D yang dapat menggugah selera anak menyentuh dan memahami isi buku.

  • Berkembangnya Kemampuan Motorik Halus
Perkembangan sensor motorik halus. Sumber : https://www.vidoran.com/read/tentang-anak/perkembangan-motorik-halus-anak-5-tahun

Ketika mereka dapat memegang pensil dan mencoret segala hal yang ada disekitarnya, berarti motorik halus si kecil mengalami perkembangan yang dapat dimanfaatkan dan diarahkan dengan benar. Pada masa inilah peran ayah dan bunda dalam memberikan stimulus untuk memperkenalkan tata cara menulis huruf dan angka atau belajar montesori.

  • Mengenal Simbol
Anak memegang simbol huruf. Sumber : https://www.istockphoto.com/id/foto/anak-dengan-pakaian-vintage-memegang-huruf-a-b-c-gm478855609-36085650

Setelah mengalami proses perkenalan verbal, si kecil akan mengenal bentuk simbol. Terkadang bukan hanya mengenal, mereka dapat membedakan bunyi yang digunakan untuk mewakili pernyataan simbol tersebut. Adakalanya proses mengenal simbol membuat rasa keingintahuan si kecil semakin meningkat untuk mempelajari Calistung.

Perlu Diingat!

Di usia pra-sekolah, proses belajar diushakan memberi efek yang menyenangkan. Orangtua dapat menggunakan metode game based learning atau alat peraga fisik yang dirasa lebih efektif daripada hanya sekedar menggunakan metode ceramah yang membosankan. Usia ideal yang ada bukanlah tolak ukur paten yang berbentuk angka mati, melainkan pandangan bagi orangtua tentang kapan anak merasa nyaman dan senang untuk mengeksplorasi huruf dan angka di usianya.

You may also like