Halo readers, punya tempat terbatas tapi pengen pelihara ikan yang bisa dikonsumsi dan pastinya mendatangkan cuan yang yang legit, ikan lele bisa jadi satu opsi yang bisa kamu pilih untuk dibudidaya, karena ikan lele termasuk ikan yang hidup di air tawar, bernilai ekonomi, dan digemari oleh masyarakat luas. Umumnya, ikan lele memiliki warna sedikit kehitaman atau keabuan dengan bentuk yang panjang dan pipih ke bawah, serta tidak memiliki sisik. Ikan lele bisa hidup di perairan yang tenang dan kedalamannya cukup, walaupun kondisi airnya jelek, kotor dan minim oksigen.
Yuk simak 6 hal apa saja yang perlu diperhatikan memulai ternak lele :
1. Mengurus Perizinan
Mengurus perizinan merupakan hal mendasar yang harus dilakukan sebelum memulai budidaya lele yang baik. Perizinan ini disesuaikan dengan jumlah populasi ikan lele. semakin banyak jumlah lele, maka perizinan-nya pun akan menjadi lebih kompleks. Mengingat ikan lele memiliki aroma amis dan limbah pergantian air yang dapat menganggu indra penciuman masyarakat sekitar.
Perizinan dalam memelihara lele diatur pada UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Biasanya jika populasi lele dibawah 50 kilogram hasil panen, maka tidak perlu dilakukan perizinan secara resmi, cukup hanya izin kepada tetangga sekitar.
2. Tempat Minimal Hasil Maksimal
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan ember berukuran 90 liter. Kita juga harus menyediakan air sebanyak 60 liter, dengan keadaan pH yang baik (pH 6,5—9). Diamkan air yang sudah berada di dalam ember selama 2 hari untuk memperbaiki kondisi air pada saat diisi oleh bibit ikan lele. Setelah lewat 2 hari, langsung tebar bibit ikan lele yang sudah dibeli. Isi masing-masing ember dengan 60—80 ekor bibit ikan lele. Jangan terlalu banyak diisi dengan bibit agar bibit bisa berkembang dengan optimal.
Dalam budidaya ikan lele, tidak perlu terlalu sering mengganti atau menguras air. Karena ikan lele termasuk ikan yang tahan terhadap kualitas air yang minim atau kurang baik. Bahkan, ikan lele dapat hidup di dalam air dengan kondisi oksigen yang sangat rendah. Hal ini karena ikan lele mempunyai alat bantu pernapasan berupa arborescant yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Baiknya air di dalam ember diganti saat sudah tercium bau tidak sedap
3. Memilih Bibit
Pertama, pilihlah tempat penjualan ikan lele yang resmi dan sudah tersertifikasi. Tempat yang sudah tersertifikasi biasanya menjunjung tinggi profesionalitas dan juga menjamin kualitas bibit yang dijual.
Kedua, perhatikan ukuran bibit. Pastikan jika ukuran bibit lele tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil dari yang lainnya (ukuran sama). Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lele yang mendominasi tempat dan pakan ketika sudah dimasukkan ke kolam nantinya. Karena jika ada yang mendominasi, bisa dipastikan ikan yang lebih kecil akan sulit berkembang atau bahkan mati.
Ketiga, perhatikan gerakan bibit ikan lele. Bibit ikan lele yang sehat bisa dikatakan sangat aktif dan cenderung berkerumun atau berkumpul. Jika ada yang terlihat satu atau lebih bibit lele yang cenderung pasif, bahkan diam, kemungkinan besar bibit lele tersebut terganggu kesehatannya (sakit). Keempat, perhatikan warna bibit ikan lele. Bibit ikan lele yang bagus memiliki warna yang lebih cerah dan terang. Hindari bibit lele yang memiliki warna pucat karena berkemungkinan bibit tersebut memiliki kualitas yang rendah atau mengalami stres
4. Waspada Virus dan Hama
Perhatikan juga kemungkinan adanya virus dan hama pada pemeliharaan ikan lele. Hama pada kolam ikan lele biasanya berupa kucing, burung, ular, atau lainnya yang bisa merugikan Anda dengan berkurangnya jumlah ikan saat panen. Begitu juga dengan virus dan kuman penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada satu ikan atau lebih. Karena itu, menjaga kolam agar terbebas dari hama-hama tersebut adalah hal yang perlu dilakukan. Caranya bisa dengan memberikan penutup pada kolam dan tidak memberikan pakan yang berlebihan. Tidak lupa kendalikan hama dan penyakit pada kolam menggunakan produk-produk suplemen organik cair. Suplemen tersebut dapat membuat ikan lele menjadi lebih kebal dan tidak mudah terjangkit penyakit atau virus.
5. Pakan Lele Berkualitas
Karena ikan lele bersifat karnivora, pakan terbaik untuk lele adalah pakan yang mengandung protein hewani. Jika diberi pakan nabati, pertumbuhan lele akan melambat. Saat ini sudah banyak tersedia pakan lele berupa pelet. Salah satu pakan berkualitas dapat kamu dapatkan dengan klik disini. Salah satu keunggulan pakan pelet adalah kandungan gizinya, terutama protein sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan lele. Beri pakan kepada lele sebanyak 2—3 kali sehari.
6. Masa Panen dan Peluang Pasar
Masa panen ikan lele termasuk singkat. Dalam 1 media ternak masa panen ikan lele biasanya setiap 3—4 bulan sekali dengan ukuran layak konsumsi dengan panjang 20—35 cm dan bobot sekitar 100 gram. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah waktu yang digunakan untuk memanen lele. Hindari waktu siang hari ketika matahari sedang terik karena ikan lele yang terlalu lama dihadapkan pada sinar matahari bisa stres dan mengalami penyusutan bobot tubuh. Lakukan puasa pada ikan lele selama 24 jam sebelum panen. Hal ini bertujuan agar ikan lele dapat bertahan hidup selama masa pengiriman dan kondisinya akan baik jika ingin langsung dikonsumsi.
Pasar menjadi sangat penting ketika kamu ingin menjual lele, tidak kalah penting sebelum memulai beternak lele, kamu sudah harus tahu kemana lele akan dijual dan siapa yang akan membelinya. Jangan sampai lele yang sudah dipelihara tidak bisa dijual, karena tidak ada pasarnya. Hal ini akan menyebabkan kerugian dan pastinya kamu tidak menginginkan hal tersebut. Namun, jangan khawatir karena sampai saat ini ikan lele masih menjadi salah satu ikan yng digemari masyarakat, kamu dapat menjual ikan lele di pasar tradisional, negosiasi dengan pemilik usaha kuliner, atau mengolahnya sebagai frozen food ikan untuk menambah nilai jual yang lebih menguntungkan. Resep membuat nugget lele