Nama investasi makin naik daun di masa pandemi Covid-19 ini. Hal ini dikarenakan investasi menjadi alternatif untuk menambah pemasukan bagi masyarakat. Saham, reksadana, dan cryptocurrency menjadi instrumen investasi dengan kepemilikan yang meningkat selama pandemi. Namun sebelum terlalu jauh baiknya kenalan dulu sama 5 jenis investasi yang bisa bikin kamu tetap cuan di masa pandemi.
Saham
Saham adalah surat berharga yang mencatat kepemilikan kita terhadap suatu perusahaan. Satuan-nya adalah Lot dan Lembar, 1 Lot sama dengan 100 lembar saham, dan pastinya sudah bukan lembaran kertas tapi sudah dicatat secara digital.
Saham diterbitkan saat suatu perusahaan mau mengumpulkan modal dari masyarakat. Penerbitan pertama suatu saham disebut IPO (Initial Public Offering), dimana perusahaan menerbitkan sejumlah lembar saham dan masyarakat bisa beli. Uang yang terkumpul akan digunakan perusahaan untuk kegiatan usahanya.
Lalu, untuk membeli saham kita harus melalui perusahaan sekuritas. Kenapa sih mesti beli saham harus di perusahaan Sekuritas? Dilansir dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari OJK untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek, Penjamin Emisi Efek, atau kegiatan lain sesuai ketentuan Pengawas Pasar Modal.
Sebagai gambaran, kamu tidak bisa membeli saham langsung dari sebuah perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu, perusahaan sekuritas menjadi perantara bagi para investor dan perusahaan yang ingin melakukan jual beli saham.
Ada dua kategori perusahaan sekuritas yang beroperasi di Indonesia, yakni lokal dan asing. Riset-riset yang dilakukan perusahaan sekuritas asing juga terbilang cukup mendalam sehingga bisa menjadi pertimbangan bagi aktivitas investor. Namun, biaya jual beli di perusahaan sekuritas asing lebih tinggi, yakni berkisar 0,25 untuk transaksi beli dan 0,35 untuk transaksi jual. Sementara itu, biaya transaksi jual beli saham di perusahaan sekuritas lokal berkisar antara 0 ,15%-0,25% saja.
Bagi kalian yang sudah yakin untuk investasi di saham, kalian kalian bisa mengunduh aplikasi ajaib.
Forex
Dalam laporan tiga tahunan Bank for National Settlement (BIS) yang dirilis April 2019 volume transaksi per hari di pasar forex mencapai US$ 6,6 triliun. Kok bisa ya volume transaksi forex sebesar itu? Karena setiap orang bisa terlibat dalam industri ini, semisal ketika akan keluar negeri maka kita harus melakukan penukaran uang, nah itulah salah satu bisnis forex.
Forex merupakan singkatan dari Foreign Exchange yang berarti pertukaran mata uang asing. Secara umum, Forex dikenal dengan valuta asing (valas). Proses terjadinya pertukaran mata uang asing disebabkan adanya kebutuhan atas mata uang asing tersebut, seperti belanja barang dari luar negeri, perjalanan ke luar negeri, dan sebagainya. Karena mampu menjangkau seluruh dunia, menjadikan pasar Forex sebagai pasar finansial terbesar di dunia.
Mata uang asing yang diperdagangkan adalah perbandingan nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lain. Perbandingan nilai inilah yang sering dikenal dengan kurs. Misalnya, kurs mata uang dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah yang ditulis dengan simbol USD/IDR. Forex bisa diperdagangkan sepanjang waktu alias 24 jam selama 5 hari kerja. Pun dengan pergerakan harga yang cepat membuat Forex menjadi pasar yang memiliki likuiditas yang cukup tinggi. Artinya, Kalian bisa aja nih! Sewaktu-waktu mencairkan dana untuk transaksi sewaktu-waktu.
Cryptocurrency
Bitcoin menjadi buah bibir semenjak Elon Musk dengan Tesla-nya berinvestasi senilai 1,5 milyar dollar yang membuat nila Bitcoin melonjak drastis. Nah, Bitcoin ini salah satu contoh cryptocurrency atau mata uang digital. Di era digital seperti sekarang, kehadiran mata uang digital ini makin diminati sebagai instrumen investasi loh! Makanya, Yuk! Kita kenalan dulu sama cryptocurrency.
Mata uang kripto atau cryptocurrency adalah sebuah aset digital yang dipahami sebagai mata uang digital. Mata uang ini sangat berbeda dengan versi konvensionalnya, dimana cryptocurrency digunakan untuk kebutuhan transaksi secara virtual melalui jaringan internet. Mata uang ini bersifat desentralisasi, yang berarti bahwa tidak ada satupun pihak yang menjadi perantara pada suatu transaksi.
Jadi, pembayaran berlangsung secara peer – to – peer, yang berarti dilakukan antara pengirim dan penerima secara langsung. Serta, seluruh transaksi akan tercatat melalui sistem yang telah tersedia dengan keamanan yang optimal. Buat kalian yang bingung beli cryptocurrency dimana? Kalian bisa membelinya di Tokokripto.
Reksadana
Pada intinya, Reksadana adalah produk keuangan dimana kita dan ribuan orang lain yaitu para para investor mengumpulkan dana kita jadi satu, kemudian diserahkan ke pihak lain yaitu perusahaan yang menjadi manajer investasi untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan lain seperti saham, pasar uang dan obligasi. Nah, jenis reksadana itu akan menentukan kemana uang kita akan diinvestasikan.
Umumnya, di Indonesia ada 4 jenis reksadana yang bisa ditemui. Pertama, reksadana pasar uang yang jika kita masuk ke reksadana pasar uang, maka uang kita diinvestasikan ke deposito dan sertifikat Bank Indonesia. Kedua, ada reksadana pendapatan tetap, dimana mayoritas uang kita akan dimasukkan ke obligasi atau surat utang. Kemudian ada reksadana saham, dimana 80% keatas uang akan di belikan saham. Terakhir ada reksadana campuran, untuk reksadana ini uang kita bisa masuk kemana saja.
Salah satu platform buat mempermudah kalian untuk melakukan transaksi di reksadana kamu bisa mencobanya langsung dengan menggunakan aplikasi Bibit, aplikasi ini bahkan bisa membantu kalian menghitung hasil yang kalian peroleh dari reksadana dalam beberapa tahun kedepan.
P2P Lending
Jenis investasi ini terhitung baru lahir dan agak berbeda dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Sederhananya, kita akan meminjamkan uang ke orang lain lewat platform online dan kita akan dapat bunganya, konsepnya sama seperti menabung di bank diamana, bank menyalurkan kredit ke perusahaan, KPR, UKM, kartu kredit, dll.
Sayangnya, kalau kita menabung di bank, kita hanya memperoleh setengah persen per tahun padahal bank biasanya memberi kredit 12-20%. Nah! selisihnya itu keuntungan buat bank. Maka dari itu P2P lending masuk untuk memotong proses itu sehingga penabung atau investor bisa mendapatkan bunga yang lebih besar.
Apa sih resiko nya P2P lending? Konsepnya sama seperti meminjamkan uang ke orang lain, telat bayar atau tidak bisa bayar sama sekali namanya default risk. Namun, beberapa platform sudah memberi asuransi kepada pihak peminjam jika terjadi gagal bayar seperti Investree.