Deforestasi merupakan masalah yang sangat serius di Indonesia, di mana faktor utama dari deforestasi ini didorong oleh adanya perluasan pertanian, penebangan liar, pertambangan, serta perkebunan kelapa sawit, yang mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan dan sosial di sekitarnya. Indonesia, yang kaya akan keanekaragaman hayatinya, telah kehilangan banyak wilayah hutannya sejak abad ke-20, di mana aktivitas penggundulan hutan ini memuncak pada dekade 2010an.
Meskipun adanya upaya dari pemerintah untuk memperlambat deforestasi ini, seperti moratorium penebangan dan regulasi pembudidayaan sawit, Indonesia masih menjadi salah satu penyumbang terbesar dari emisi karbon dunia. Oleh karena itu, upaya tambahan seperti reboisasi masih diperlukan untuk mengurangi dampak dari emisi karbon ini di tengah tantangan krisis iklim yang tengah melanda dunia. Berikut upaya-upaya reboisasi di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta:
1. Upaya Reboisasi di Ibu Kota Nusantara (IKN)
Demi upayanya mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai Global Forest City, pemerintah Indonesia pun memutuskan untuk menjadikan 65 persen dari wilayah IKN sebagai kawasan hutan lindung. Komponen utama dari reboisasi IKN ini adalah:
- Miniatur Hutan Hujan Tropis: Bekerja sama dengan perusahaan swasta seperti PT. Tirta Investama, PT. ITM, PT. MHU, dan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Otoritas IKN telah memulai pengembangan Miniatur Hutan Hujan Tropis di dalam Kawasan Inti Pemerintah Pusat (KIPP) IKN. Proyek ini berfungsi sebagai laboratorium hidup untuk mengubah perkebunan monokultur, terutama eukaliptus, menjadi hutan tropis yang beragam.
- Kolaborasi Inklusif: Upaya reboisasi yang berlangsung sejak 2022 ini didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan, di mana upaya ini telah diperluas untuk mencakup kemitraan sektor swasta dan akademisi. Kolaborasi di masa mendatang direncanakan melibatkan lembaga penelitian dan universitas, baik domestik maupun internasional, demi meningkatkan pemulihan keanekaragaman hayati di IKN.
- Keterlibatan dan Insentif Masyarakat: Otoritas IKN turut mendorong partisipasi publik dalam reboisasi ini melalui berbagai mekanisme, salah satunya dengan menawarkan insentif pengurangan pajak bagi bisnis yang berkontribusi pada upaya ini. Pengumuman mengenai inisiatif reboisasi inklusif baru diantisipasi dalam waktu dekat
Pendekatan komprehensif ini turut menguatkan komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kota hutan yang berkelanjutan dan inklusif di ibu kota baru Indonesia, dengan menyeimbangkan pemulihan ekologi dengan pembangunan ekonomi dan keterlibatan masyarakat.
2. Restorasi Hutan Bakau di Pulau Biak oleh JUST ONE Tree
JUST ONE Tree, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk reboisasi global, telah terlibat aktif dalam memulihkan hutan Indonesia, khususnya di Pulau Biak. Aspek utama dari restorasi ini adalah:
- Restorasi Hutan Bakau: Hutan Bakau memainkan peran yang penting dalam mengurangi erosi tanah, mengurangi kerusakan akibat tsunami, dan mencegah banjir. Mangrove bertindak sebagai penghalang alami antara daratan dan laut, menjaga masyarakat pesisir. Selain itu, mangrove berfungsi sebagai habitat penting bagi kehidupan laut, meningkatkan perikanan lokal, dan mendukung keanekaragaman hayati.
- Keterlibatan Masyarakat: Organisasi ini bekerja sama dengan masyarakat lokal, menyediakan kesempatan kerja, dan mempromosikan praktik berkelanjutan. Mereka juga mendaur ulang kembali botol plastik bekas dari tempat usaha lokal sebagai tabung tanam di pembibitan, sehingga limbah plastik pun bisa dikurangi sekaligus dapat memelihara bibit-bibit hutan bakau ini.
- Dampak Lingkungan: Dengan memulihkan hutan tropis dan hutan bakau, JUST ONE Tree berkontribusi pada upaya penyerapan emisi karbon, konservasi keanekaragaman hayati, dan peningkatan ekosistem lokal. Upaya mereka juga memberdayakan mata pencaharian masyarakat adat, demi terwujudnya hubungan yang berkelanjutan antara manusia dan lingkungannya.
Melalui inisiatif reboisasi komprehensif ini, JUST ONE Tree membuat langkah yang signifikan dalam memerangi krisis iklim dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.
3. Inisiatif Reboisasi di Indonesia oleh Evertreen
Inisiatif Reboisasi di Indonesia oleh Evertreen ini didedikasikan untuk memulihkan hutan hujan Indonesia yang telah jauh berkurang, di mana hal tersebut kemudian turut mengancam spesies langka seperti harimau Sumatra dan badak Jawa. Berikut aspek-aspek utama dari inisiatif ini:
- Restorasi Ekologis: Dengan menanam tumbuhan seperti pohon jati dan meranti, proyek ini bertujuan untuk membangun kembali pemulihan habitat alami, mendukung keanekaragaman hayati, dan keseimbangan ekologi di Indonesia.
- Mitigasi Perubahan Iklim: Hutan yang dipulihkan bertindak sebagai penyerap karbon, menyerap CO₂ dan meningkatkan ketahanan iklim.
- Keterlibatan Masyarakat: Bekerja sama dengan masyarakat setempat, inisiatif ini mempromosikan praktik kehutanan yang berkelanjutan, sektor ekowisata, dan adanya pendidikan lingkungan, yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan bagi masyarakat setempat.
- Praktik yang Berkelanjutan: Dengan menggunakan pengelolaan lahan dan teknik kehutanan berkelanjutan, inisiatif ini memastikan adanya kesehatan dan ketahanan jangka panjang pada ekosistem hutan yang dipulihkan.
Pendekatan komprehensif ini tidak hanya mengatasi masalah lingkungan yang dihasilkan dari deforestasi, tetapi juga mendukung pemberdayaan masyarakat setempat melalui pembinaan di bidang ekonomi lokal dan nilai-nilai budaya, yang berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan bagi hutan hujan Indonesia.