Ini dia beberapa tips mempersiapkan liburan ke Turki tanpa tur sebagai seorang solo backpacker, berdasarkan pengalaman saya mengunjungi 5 wilayah di Turki seorang diri selama kurang lebih 2 minggu.
Beberapa waktu lalu, saya sempat melakukan perjalanan wisata ke Turki tanpa tur alias semua persiapan mulai dari pra-keberangkatan sampai pulang ke tanah air dilakukan sendiri sebagai seorang backpacker. Penasaran gimana caranya melakukan backpacker ke Turki? Berikut adalah beberapa panduan dan tips untuk melakukan liburan ke Turki tanpa tur bagi anda yang sedang merencanakan liburan ke Turki dalam waktu dekat, tentunya tidak hanya bisa menikmati objek wisata terkenalnya saja, namun anda bisa juga merasakan berbagai pengalaman seperti layaknya warga lokal disana.
Tentukan Rute Perjalanan Liburan ke Turki
Sebagai negara yang memiliki 4 musim, Turki memiliki beragam atraksi dan landskap wisata yang ditawarkan—mulai dari wisata alam sampai bangunan-bangunan bersejarah. Oleh karena itu, hal pertama yang bisa anda lakukan adalah merencanakan itinerary atau rute perjalanan dari jauh-jauh hari sebelum keberangkatan supaya bisa menyesuaikan dengan durasi dan biaya yang akan dikeluarkan untuk berwisata kesana.
Kebetulan saya mengunjungi Turki di bulan Mei akhir-Juni awal dimana pada saat itu Turki sedang dilanda musim semi dan pilihan rute perjalanan saya jatuh kepada Istanbul-Selcuk-Pamukkale-Cappadocia-Ankara dan kemudian kembali lagi ke Istanbul sebelum akhirnya pulang ke Jakarta, sengaja saya tidak ingin terlalu banyak mengunjungi kota di Turki dan ingin setidaknya menginap 1 malam di setiap kota jadi punya waktu lebih santai untuk eksplor tempat wisata dan juga merasakan pengalaman seperti layaknya warga setempat.
Nah setelah menentukan rute perjalanan, baru anda bisa merencanakan dan mengatur printilan sebelum keberangkatan; misalnya melakukan reservasi tiket pesawat, mereservasi akomodasi, dan serangkaian proses lainnya.
Reservasi Tiket Pesawat
Mungkin sebagian dari anda banyak yang bertanya, kapan sih waktu terbaik untuk membeli tiket pesawat ke Turki? Hmmm, saya tidak punya jawaban yang pasti kapan waktu terbaik untuk membeli tiket pesawat murah. Namun berdasarkan pengalaman saya mempersiapkan wisata ke luar negeri, khususnya Turki, 3-4 bulan sebelum keberangkatan adalah waktu ideal untuk anda mulai bisa melakukan reservasi dan pembelian tiket pesawat. Intinya, rajin-rajin aja sih pantengin website airlines dan agen perjalanan online yang menyediakan jasa reservasi tiket pesawat ya. Begitu harganya pas di tanggal keberangkatan anda, bisa langsung reservasi dan lakukan pembayaran.
Untuk perjalanan ke Turki kemarin, saya kebetulan menggunakan maskapai Emirates dari Jakarta ke Istanbul PP (via Dubai) dengan harga 9 juta rupiah untuk tiket pulang-pergi. Waktu itu kebetulan saya lagi pantengin website Emirates sekitar 3 bulan sebelum keberangkatan dan setelah membandingkan di platform reservasi dan pembelian tiket pesawat seperti Traveloka dan Google Travel Begitu harganya pas di tanggal keberangkatan anda, bisa langsung reservasi dan lakukan pembayaran dengan maskapai lainnya, ternyata Emirates menawarkan tiket termurah pada saat itu. Kalo anda gak mau transit alias langsung ke Istanbul, Turkish Airlines punya penerbangan langsung Jakarta-Istanbul dan sebaliknya kok setiap harinya.
Reservasi akomodasi selama liburan
Perlu diketahui bahwa musim semi dan panas atau sekitar bulan April hingga Agustus adalah musim dimana ramai wisatawan karena pada kedua musim tersebut biasanya cuaca cenderung lebih bersahabat untuk melakukan serangkaian aktivitas khususnya di luar ruangan, misalnya naik balon udara di Cappadocia. Karena itu pilihan akomodasi yang tersedia akan semakin sedikit jika anda melakukan reservasi berdekatan dengan hari keberangkatan atau bahkan jika memutuskan untuk melakukan reservasi di tempat atau on the spot. Jadi, bisa dipertimbangkan ya untuk melakukan reservasi akomodasi dari jauh-jauh hari misalnya 1-2 bulan sebelum keberangkatan.
Berikut list akomodasi yang saya huni selama saya di Turki berikut tautannya, yang mungkin bisa jadi referensi buat anda. Kebanyakan saya menggunakan hostel dan Airbnb selama berada di Turki kemarin.
- Istanbul (Airbnb near Galata Tower). Saya menginap disini semalam sebelum keesokan malamnya saya bertolak ke kota Selcuk.
- Selcuk (Boomerang Guesthouse). Waktu itu booking via Agoda untuk semalam dan saya memilih tipe kamar dorm.
- Pamukkale (Mustafa Hotel). Booking via Agoda juga untuk semalam dan saya memilih tipe kamar double berikut dengan kamar mandi pribadi dalam kamar.
- Goreme/Cappadocia (The Dorm Cave by Travellers). Booking via Agoda untuk 2 malam dan saya pilih tipe kamar dorm.
- Ankara (Deeps Hostel). Booking via Agoda untuk semalam dan saya pilih tipe kamar dorm.
- Istanbul (Airbnb di sekitar Sishane metro, exit Kasimpasa). Saya menginap disini dua malam terakhir sebelum bertolak pulang ke Jakarta.
Untuk harga per malamnya, rata-rata saya menghabiskan 150-200 ribu rupiah per malam untuk akomodasi dan saya selalu cari penginapan yang sedekat mungkin dengan transportasi umum atau setidaknya dekat kita jalan kaki kemana-mana. Untuk lebih menghemat biaya akomodasi, saya biasanya memaksimalkan untuk mengambil bus malam jika harus berpindah kota, seperti misalnya ketika saya berpindah kota dari Istanbul ke Selcuk.
Beli SIM Card Internet untuk di Turki
Liburan ke Turki tanpa tur berarti anda memiliki kontrol penuh dan dituntut untuk menavigasi perjalanan anda sendiri. Artinya, segala resiko seperti nyasar atau keterbatasan berbahasa lokal harus ditanggung sendiri. Untuk mensiasati hal tersebut, anda bisa membeli paket internet lokal untuk smartphone anda.
Saya sendiri sejujurnya sangat menyarankan anda untuk membeli eSIM di aplikasi Airalo yang khusus bisa dipakai untuk berselancar di internet guna mencari informasi arah jalan, rekomendasi jajanan lokal, dan sejenisnya selama berada di Turki. Selain itu, proses pembelian sangat mudah karena bisa dilakukan via aplikasi dan proses instalasi pun juga cukup mudah, tinggal mengikuti instruksi. Kalau dibandingkan dengan paket roaming internasional salah satu provider plat merah di Indonesia atau pocket WiFi, membeli eSIM via Airalo selama saya di Turki telah memangkas anggaran internet untuk perjalanan kurang lebih sekitar 100 ribu rupiah. Oh iya, belinya bisa beberapa hari sebelum keberangkatan atau begitu tiba di Turki ya karena prosesnya cukup simple dan proses instalasi eSIM ke smartphone (khususnya bagi pengguna iOS) cukup mudah.
Merencanakan Transportasi Antar kota
Untuk berpindah dari satu kota ke kota lainnya, saya kebanyakan naik bus malam antarkota dengan salah satu alasannya adalah untuk memangkas biaya akomodasi. Untuk membeli tiket transportasi antarkota, anda bisa membelinya di tempat pada saat hari keberangkatan karena prosesnya cukup mudah dan harga yang ditawarkan biasanya lebih murah daripada yang ditawarkan di internet, kecuali jika bertepatan perayaan besar seperti Idul Fitri. Paling sisihkan saja waktu setidaknya 2 jam sebelum keberangkatan untuk membeli tiket bus di terminal keberangkatan. Misalnya, jadwal bus saya dari Istanbul ke Selcuk pukul 21.30 dan saya masih sempat beli tiket bus di sekitar pukul 19.30. Sama halnya dengan bus, tiket kereta pun cukup mudah saya dapatkan di hari H keberangkatan seperti waktu itu saya mencoba naik kereta dari Selcuk ke Denizli/Pamukkale dan saya baru beli tiket sekitar 5 menit sebelum kereta bertolak.
Oh iya, boleh juga bandingkan bus dan kereta dengan penerbangan domestik apalagi jika jarak antar kedua kota cukup jauh (misal dari Istanbul ke Cappadocia) karena terkadang penerbangan domestik memiliki harga yang sama dengan bus. Tapi ya, saya tetap menyarankan anda naik bus malam antar kota ya kalua tujuannya untuk memangkas biaya akomodasi.
Merencanakan Tiket Wisata untuk Liburan di Turki
Untuk tiket atraksi wisata untuk masuk ke tempat wisata alam dan bangunan bersejarah, anda bisa beli di tempat kok pada saat hari kunjungan karena memang ada beberapa tempat yang memiliki kebijakan dimana tiket yang anda beli di hari itu hanya akan berlaku di hari itu, seperti misalnya untuk masuk Pamukkale/Cotton Castle dan Hierapolis.
Sama halnya dengan tiket masuk wisata alam dan bangunan sejarah, saya juga menyarankan anda untuk membeli paket tur harian atau wisata khusus secara offline melalui operator lokal di kota tujuan karena ternyata harganya akan jauh lebih murah jika dibandingkan secara online. Misalnya untuk paket naik balon udara di Cappadocia dengan durasi kurang lebih 2-3 jam dimana akan merogoh kocek sekitar 4,5 juta rupiah jika anda membelinya secara online. Sedangkan jika membeli secara offline melalui operator tur lokal di Cappadocia, anda hanya perlu membayar sebesar sekitar 2,6 hingga 2,8 juta rupiah saja. Jadi cukup signifikan bukan perbedaan harganya? Untuk slot ketersediaan, biasanya akan selalu tersedia kok karena akan ada banyak operator tur lokal yang menawarkan dengan harga yang mirip. Jadi cukup reservasi offline sehari sebelum mengambil paket, anda sudah bisa berangkat deh.
Budgeting untuk Biaya Hidup Selama Liburan
Sebenarnya, biaya hidup di Turki kurang lebih sama seperti di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, terlepas dari nilai tukar mata uang lira yang melemah terhadap rupiah (1 lira sama dengan 700 rupiah berdasarkan info kurs di awal Juni 2023).
Jika anda ingin lebih berhemat, anda bisa juga berbelanja bahan-bahan makanan yang dapat diolah dengan instan selama perjalanan. Harga satu kantung roti misalnya, hanya senilai 11 lira atau kurang lebih 7 ribu rupiah saja yang dimana bisa untuk 2 kali makan untuk kasus saya. Contoh lainnya adalah kopi sachet yang hanya berkisar 4-9 lira (tergantung merknya) atau kurang lebih 9 ribu rupiah saja. Kalau mau bawa makanan instan dari Indonesia, silahkan, apalagi jika kurang cocok dengan makanan Turki.
Pertama, soal makanan. Harga satu porsi makanan standar di seluruh kota di Turki rata-rata berkisar antara 50 sampai dengan 100 ribu rupiah dengan porsi yang cukup besar untuk rata-rata makan orang Indonesia. Kofte dengan porsi besar di Istanbul misalnya, hanya merogoh kocek kurang lebih 52 ribu rupiah.
Jika anda ingin lebih berhemat, anda bisa juga berbelanja bahan-bahan makanan yang dapat diolah dengan instan selama perjalanan. Harga satu kantung roti misalnya, hanya senilai 11 lira atau kurang lebih 7 ribu rupiah saja yang dimana bisa untuk 2 kali makan untuk kasus saya. Contoh lainnya adalah kopi sachet yang hanya berkisar 4-9 lira (tergantung merknya) atau kurang lebih 9 ribu rupiah saja. Kalau mau bawa makanan instan dari Indonesia, silahkan, apalagi jika kurang cocok dengan makanan Turki.
Kedua, transportasi. Untuk di kota-kota besar seperti Istanbul dan Ankara, saya lebih banyak menggunakan moda transportasi umum seperti metro, tram, dan bus karena selain murah, naik transportasi umum cukup mudah dijangkau di kota-kota besar. Tapi, jangan lupa untuk membeli kartu transportasi seperti Istanbulkart untuk di Istanbul atau Ankarakart untuk di Ankara yang bisa di top up dengan mudah di mesin yang tersedia di setiap stasiun jika saldo habis. Untuk sekali naik transportasi umum, biasanya akan merogoh kocek sebesar 3-10 lira untuk sekali jalan. Kalau sudah mepet, naik taksi bisa jadi pilihan dan pastikan pilih taksi yang pakai argo ya. Sepengalaman saya, tarif taksi di Turki kurang lebih sama dengan taksi konvensional dengan system argo dan online di Indonesia.
Terakhir, belanja. Untuk souvenir di setiap kota harganya cukup beragam tergantung jenis barang dan kualitasnya. Misalnya magnet kulkas, biasanya akan merogoh kocek sebesar 10-30 lira per item. Selain itu, kota-kota besar di Turki seperti Istanbul dan Ankara bisa jadi tujuan anda juga untuk berbelanja barang fashion loh, dengan pilihan barang yang cukup beragam dan cenderung lebih murah disbanding Indonesia. Misalnya untuk sebuah outer pria di store resmi salah satu brand ternama dunia dimana merogoh kocek sebesar 600 ribu rupiah saja dimana lebih murah jika dibandingkan membeli di Indonesia.
Nah, kurang lebih itu saja yang bisa saya share terkait beberapa tips untuk mempersiapkan wisata anda ke Turki secara mandiri tanpa tur. Bagaimana, tertarik untuk menjadikan Turki sebagai destinasi liburan anda berikutnya?