Sejarah Singkat Esports di Indonesia

Timnas esports indonesia

Mengenal esports lebih dekat

Beberapa tahun belakangan, esports menjadi kata yang sering kali didengar dan menjadi populer di Indonesia. Jika kamu masih bertanya-tanya “apa sih esports itu?” artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaanmu secara singkat.

Secara pasti esport memiliki titik awal yang jelas. Jika merujuk kepada kata sports atau olah raga dalam bahasa inggris, yang terbayang adalah pertandingan dan kebolehan secara fisik. Namun di sisi lain, kita juga tetap bertanya-tanya bagaimana permainan kartu bridge dan catur bisa digolongkan sebagai olahraga dan dipetandingkan pada perhelatan sebesar olimpiade. Kemudian kata electronic adalah poin yang membedakan sport pada umumnya dan esports. Hal ini menunjukkan pertandingan dilakukan dengan menggunakan alat elektronik. Misalnya: konsol, PC, smartphone dan lain sebagainya. Secara singkat artikel ini akan menjelaskannya sesuai era platform masing-masing.

Titik awal dan era Konsol

pong gameplay

Sekitar akhir dekade tahun 1970an, permainan konsol menjadi pirmadona dan fenomena yang mengglobal. Secara umum Nintendo bisa merajai pasar melalui konsol permainan yang diproduksinya. Tidak seperti sekarang, di waktu itu teknologi video game sederhana hanya bisa diakses oleh akademisi, anak kuliahan. Game Space Invader mendadak populer karena berhasil menari peminat dan penantang seantero dunia. Segala antusiasme ini kemudian berujung pada sebuah acara pertandingan untuk mempertemukan pemain terbaik di Amerika Serikat bertajuk Space Invader Championship di tahun 1980. Seperti yang ditamplkan film dokumenter Netflix berjudul High Score. acara kejuaraan memberikan dampak jangka panjang dan menjadikan bermain game adalah sesuatu yang mainstream.

Space Invaders Gameplay

Era Personal Computer dan warnet

Suasana warnet

Fast forward ke tahun 2000an, gamers di Indonesia mulai terbagi ke dalam 2 bagian. Saat konsol PlayStation pabrikan Sony mulai merajalela dan game PC baru mengenal teknologi LAN, kehadiran teknologi internet menjadi faktor game changer perkembangan esports. Kemungkinan PC dapat terkoneksi satu sama lain secara masif dan dalam waktu bersamaan membuka medan pertempuran baru. Berbagai judul game mulai berlomba-lomba untuk bisa menghadirkan fitur online. Salah satu judul game yang menjadi penanda dimulainya pertandingan online, yang hingga kini masih hadri adalah game Counter-Strike (CS) yang dirilis pertama kali di tahun 1999.

Semuanya berawal hanya dari keisenegan beberapa anak muda yang melakukan custom game Half-Life. Tidak perlu waktu lama CS menjadi begitu populer di kalangan anak muda di dunia dan akhirnya sampai di Indonesia. Lambat laun menciptakan komunitas yang berkembang terus menjadi kompetisi antar sesama pemain, warnet, clan ataupun kota.

Saya sendiri masih ingat betul saat akan bertanding di warnet menyita seluruh konsentrasi di akhir-akhir jam sekilah setiap harinya. Hanya berawal dari pertandingan lokal via LAN hingga membentuk tim warnet. CS menjadi pintu gerbang komunitas gamers Indonesia berkompetisi sampai ke tingkat global. Tim NXL bisa terbilang menjadi representasi sepak terjang gamers CS Indonesia di kancah internasional. Sampai sekarang, setelah melebihi 2 dekade, masih ada beberapa nama atlet indonesia juga tetap berkibar bermain di ranah kompetitif internasional.

Tidak lama berselang, game besutan Blizzard berjudul Warcraft III juga mendapat perhatian. Berbeda dengan CS yang mengusung tembak menembak antara terorist dan counter terorism unit, Warcraft menyajikan pengalaman berbeda dengan genre lain. Awalnya warcraft adalah game Real Time Strategy. Namanya mencuat sebagai alternanitf dari game RTS dengan setting berbeda yaitu Starcraft. Defense of The Ancient (DoTA) lahir dari proses custom game Warcraft III. Di ranah kompetitif DoTA akhirnya bermunculan juga tim indonesia yang namanya cukup berikibar dan melekat dalam ingatan seperti The Prime. Sampai saat ini BOOM Esports dan diikuti Army Geniuses adalah tim yang kerap bersaing di kancah internasional

Era mobile gaming dan esports

EVOS Esports Bigetron RRQ Logo

Sesuai dengan hasil riset yang dilansir oleh Hootsuite dan research firm lainnya, Indonesia adalah negara yang mobile first. Hal ini tidak begitu mengagetkan karena setidaknya selama 2 dekade terahkir perangkat PC masih mejadi komoditas yang terbilang kurang terjangkau. Hal yang sama menjadikan warnet atau dengan keren disebut iCafe menarik banyak peminat. Di sisi lain, Mobile gaming menawarkan pengalaman bermain yang lebih singkat secara durasi. Sebagai seorang gamer yang serius, saya masih bisa berpendapat bahwa baik PC dan mobile memberikan level stress yang sama jika dimainkan secara intes dan kompeititf.

Terjangkaunya harga smartphone adalah kunci dari popularitas mobile game. Berkebalikan dengan bagian dunia yang lain, sebagian besar penduduk Asia menggunakan smartphone sebagai device pertama mereka. Indonesia nyatanya dibanjiri dengan deretan smartphone dengan beberapa level dan dengan harga yang masih relatif terjangkau.

Mobile games tentu saja tidak tiba-tiba muncul. Masih ingatkah game Snake di handphone dulu? konsep yang sama akhirnya berlanjut terus hingga sekarang. Awalnya bermain game di handphone sekadar untuk mengisi waktu luang dan kini menjadi sesuatu yang lebih serius. Untuk mengingat game esports pertama di platform mobile, sudah pasti harus menyebutkan Vain Glory. Game ini adalah cikal bakal berpindahnya game dengan genre MOBA ke dalam genggamanmu. Sayangnya sekalipun menarik peminat Vain Glory tidak bertahan begitu lama. Sulitnya membangun komunitas dan turnamen yang terbilang jarang menjadi penyebab tenggelamnya Vain Glory. Saat ini studio yang sama tengah mempersiapkan game berjudul Catalyst Black dan diharapkan bisa mengulangi kesuksesanya.

Sebagai dampak dari mobile game di Indonesia, sekarang esports mulai bisa dikenal dan dipahami lebih baik bagi sebagai besar orang. Esport sekarang mendapatkan semarak yang dulu diidam-idamkan komunitas gamers. Tim-tim besar akhirnya mulai bermunculan, sebut saja EVOS Esports, Rex Regum Qeon, Bigetron Esports dan masih ada yang lainnya. Nama-nama tersebut sudah terbukti menorehkan prestasi di kancah global dengan berbagai disiplin game yaitu: Mobile Legends, Arena of Valor, dan PUBG Mobile

Esports di masa depan

Overwatch final 2018

Sembari memandang ke masa depan setidaknya saya bisa yakin esports dapan menjadi pilihan karier yang menjanjikan dan sekaligus menyenangkan. Bekerja di ranaha esports tentunya tidak akan terbatas dan sekadar menjadi atlet terhebat tapi juga banyak hal lainnya yang dapat terus diexplore dan dikerjakan, Terlepas dari stigma negatif yang masih ada dan berbagai fenomena esports di tanah air, esports masih harus berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Sama seperti banyak hal lainnya, selalu ada sisi baik ataupun yang buruk dari sesuatu, termasuk juga esports.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *