Kasus pembunuhan yang baru saja terjadi di Bogor, menambah deretan baru pembunuhan berantai di Indonesia. Dikutip dari kompas.com tersangka yang dikenal sebagai Rian Bogor alias Muhammad Rian yang berumur 21 tahun ini telah membunuh 2 korbannya yaitu seorang perempuan yang dikenalnya dari dunia sosial media. Pembunuhan ini dilakukan oleh Rian dengan cara membuang kedua korbannya ke tepi jalan Bogor dengan kondisi mayat yang diduga sudah disiksa dan dicekik. Tidak sampai situ saja, sebelum 2 korban tersebut dibuang, Rian telah menaruh badan kedua wanita tersebut dengan posisi terlipat dan memasukannya kedalam plastik besar dengan posisi kepala dibawah. Awalnya Rian mengaku, Ia hanya ingin merampas harta benda dari teman kencannya tersebut. Namun, setelah dilakukan penyelidikan yang lebih dalam, Ia mengaku membenci wanita dan mempunyai hasrat ingin membunuhnya. Selain kasus Rian, berikut 3 kasus pembunuhan berantai yang telah dirangkum
1. Ted Bundy: An Intelligent Person Who Raped and Killed Woman
Ted Bundy lahir pada 24 November 1946 di Burlington, Vermont, Amerika Serikat. Pada tahun 1974, saat bertugas di Department of Emergency (DES) di Olympic, Washington, Ia bertemu dengan Istrinya yang bernama Carole Ann Boone, yang kebetulan juga bekerja di DES. Dari hubungannya tersebut, Ted Bundy memiliki anak perempuan bernama Rose Bundy atau yang biasa dikenal dengan panggilan “Rosa”.
Sewaktu kecil, Ia tinggal bersama kedua kakek neneknya. Yang dimana, untuk menutup fakta bahwa Ia bukanlah anak kandung dari ayah tirinya yang bernama Johnnie Bundy, Ibunya Eleanor Louis Cowell berpura – pura menjadi kakak perempuannya, lalu menikah dengan Johnnie Bundy setelahnya. Bundy dikenal sebagai anak yang periang dan sedikit pemalu. Namun, tidak dengan pola sikapnya. Menginjak umur 3 tahun, Ia sudah memiliki ketertarikan dengan sebuah pisau. Lalu, pada saat remaja, Ia sering sekali muncul didepan jendela tetangganya untuk hanya sekedar melihat tanpa berfikir untuk mencuri barang dari rumah tersebut.
Ted Bundy tumbuh menjadi seorang pria yang tampan, berkarisma, dan juga pintar. Pada tahun 1972, Ia lulus dengan gelar psychology dari Universitas Washington. Dari sinilah, Bundy memulai aksi pembunuhan berantainya. Pada pertengahan 1970, saat masih bersekolah di Universitas Washington, Ia menemukan wanita yang sangat disukainya. Wanita ini berasal dari California. Ia cantik, kaya raya, terkenal, dan juga terpelajar. Perempuan ini memiliki kulit yang putih dan juga rambut hitam panjang yang bagus. Sayangnya hubungan Bundy dengan wanita ini tidak berjalan lama, mereka berpisah dan akibatnya Bundy sangat merasa sakit hati.
Pada tahun 1974, Bundy melanjutkan pendidikan hukum di Universitas Utah. Disini, Bundy melakukan aksi pembunuhannya kembali. Namun, Bundy tertangkap karena salah satu korbannya berhasil kabur. Pada awalnya, Ia dijatuhi hukuman selama 15 tahun. Namun, setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi menemukan fakta baru yaitu aksi pemerkosaan ini bukan hanya sekali saja dijalankan oleh Ted Bundy. Ia mengaku telah memperkosa dan membunuh sebanyak 36 wanita sepanjang hidupnya. Namun, para ahli mengatakan, mereka percaya korban dari Bundy ada 100 atau bahkan lebih. Korban – korban yang ditemukan juga mempunyai pola pembunuhan yang sama. Mereka di perkosa lalu setelah itu, Bundy akan memukuli korbannya hingga meninggal. Setelah mencoba kabur beberapa kali dari penjara dan juga mengajukan banding, semua usahanya gagal dan akhirnya pemerintah menjatuhkan hukuman mati kepada Ted Bundy. Pada tahun 1989, Ted Bundy dieksekusi dengan cara duduk di kursi listrik “Old Sparky” di Arkansas, Connecticut, Florida.
Sumber: https://www.biography.com/crime-figure/ted-bundy
2. Marcel Petiot: Craziest Doctor that Murdered Jews in France
Di tahun 1942—1944, saat perang dunia II, terjadi pembantaian terhadap orang – orang Yahudi di Paris, Perancis. Pembunuhan ini dilakukan oleh seorang dokter yang bernama Marcel Petiot. Marcel Petiot lahir pada tanggal 17 Januari 1897 di Auxerre, Perancis. Semasa remaja, Ia pernah menembaki teman sekelasnya dan juga memerkosa teman wanitanya. salah satu psikiater mendiagnosis dirinya mengalami kelainan jiwa. Karena diagnosis ini, dia dibebaskan dari semua hukuman penjara. Pada masa perang dunia I, Petiot pernah mengikuti militer dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit jiwa karena diagnosis yang diterimanya dari kedokteran militer. Pada saat itu, Ia menembaki kakinya sendiri. Dengan alasan ini, Petiot berhasil mendapatkan hak pensiunnya sebagai seorang militer dan mendapatkan kompensasi. Setelah perang dunia I berakhir, Marcel Petiot mengikuti pendidikan akselerasi kedokteran.
Pada tahun 1940, Perang Dunia II kembali pecah. Di tahun ini, Pemerintahan Jerman berhasil mengalahkan Paris dan manguasainya. Di Paris, Petiot membuka praktik di kediamannya bersama para asistennya yang Ia paksa untuk membantunya. Pada masa Perang Dunia II, banyak kaum Yahudi yang diincar dan dibunuh. Karena itu, Petiot mempunyai ide untuk membuka jasa penipuan untuk membantu para kaum Yahudi menyelamatkan diri ke Amerika Selatan. Petiot mulai menyebarkan jasa ini secara diam – diam.
Banyak kaum Yahudi yang tartarik dan akhirnya membayar jasa Petiot sebesar 25,000 Euro. Petiot menyuruh orang – orang yang telah membayarnya ini untuk berkumpul di tempatnya. Disinilah Petiot menjalankan pembataian tersebut. Pada saat korbannya telah berkumpul di basement tempatnya, Ia menyuntikan cairan sianida ke badan korbannya, lalu mengambil seluruh harta benda mereka. Setelah membunuh korbannya, Petiot membuang tubuh milik korbannya ke Sungai Seine. Setelah beberapa lama, Ia mengubah metodenya untuk menghilangan mayat dengan cara membakar atau menenggelamkan tubuh korbannya di cairan kapur.
Penipuan jasa menyelamatkan Kaum Yahudi yang dilakukan oleh Petiot ini, berujung mengundang kecurigaan. Polisi Paris dan juga Jerman setuju untuk melakukan penyelidikan. Dipimpin oleh polisi Jerman, penyelidikan diawali dengan menahan para asisten Petiot, lalu menyiksa mereka untuk mendapatkan informasi tentang jasa tersebut. Dari penyelidikan itu, polisi berhasil menemukan jejak Petiot yang selama ini menyamar sebagai “Dr. Eugene”.
Pada 19 Maret 1946, Petiot dijatuhi hukuman mati dengan tuntutan telah melakukan pembunuhan terhadap 27 orang. Tetapi polisi meyakini, angka 27 orang itu hanyalah perkiraan. Petiot dihukum mati dengan cara dipenggal menggunakan guillotine pada 25 Mei 1946.
Sumber: https://www.thefamouspeople.com/profiles/marcel-petiot-26238.php
3. Lee Choon-Jae: A Rapist Who Killed Woman In Shadow
Salah satu kasus pembunuhan berantai yang terkenal di Korea Selatan, terjadi pada tahun 1986—1992. Setelah melalui banyak penyelidikan dan menangkap tersangka palsu, akhirnya polisi berhasil menemukan tesangka yang ternyata sudah berada di penjara sejak lama. Lee Choon-Jae adalah pelaku dari kasus pembunuhan berantai terkejam di Kota Hwaseong, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Selama 30 tahun, kasus ini akhirnya terungkap, pada Januari 2019, Lee Choon Jae mengakui perbuatannya.
Lee Choon Jae lahir pada 31 Januari 1963. Pria ini dikenal sebagai seorang yang pendiam dan sangat tenang. Pada masa kecilnya, sempat beredar kabar bahwa dirinya pernah diperkosa oleh perempuan yang lebih tua darinya. Namun, psikiater pernah berkata bahwa Lee Choon Jae adalah seorang psikopat yang tidak mempunyai empati sama sekali. Pada salah satu interview yang dilakukan oleh seorang polisi kepada dirinya, polisi bertanya “Selama ini dirimu tidak pernah mengakui perbuatanmu, mengapa sekarang dirimu mau mengakuinya?” jawaban yang diberikan oleh Lee Choon Jae sangat tenang dan sedikit membuat Ia malu malu “Karena profiler yang sangat cantik..”
Apa saja yang di lakukan oleh Lee Choon Jae? Pada Februari—Juli 1986, terungkap ada 7 korban yang Ia perkosa. Namun, pada September 1986—April 1991, Ia mulai memerkosa dan membunuh korbannya. Di tahun itu, ditemukan 14 wanita yang dibunuhnya. Pada saat membunuh, Ia tidak pernah mentargetkan secara spesifik korbannya. Para ahli yakin, Lee Choon-Jae hanya mencari korban yang lebih lemah darinya. Anehnya, Ia tidak pernah tertangkap oleh polisi atas perbuatannya ini. Kebalikannya, di tanggal 20 September 1989, Lee Choon-Jae pernah tertangkap oleh polisi karena terbukti mencuri. Namun, pada saat sidang, hakim memutuskan untuk membebaskan Lee Choon-Jae dengan syarat. Setelah dibebaskan pada April 1990, Lee Choon-Jae melanjutkan aksi pembunuhannya kembali. Pada 1990—1991, terdapat 3 korban yang ditemukan polisi. Dari total 5 tahun, diperkirakan bahwa Lee Choon Jae telah memerkosa 30 wanita dan membunuh 14 wanita.
Lalu bagaimana Lee Choon Jae dipenjara, kalau pada bulan Januari 2019 Ia baru mengakuinya? Pada 13 Januari 1994, Lee Choon-Jae terbukti membunuh adik iparnya sendiri. Ia tertangkap setelah ditemukan adanya bukti darah korban di rumahnya. Dari sejak itu, Lee Choon Jae, divonis hukuman penjara seumur hidup.
Sebenarnya, pada kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang ke-8 tepatnya pada tahun 1989, polisi menemukan bukti baru dari sehelai rambut yang berada di TKP (Tempat Kejadian Perkara). Rambut ini memiliki DNA yang sama dengan salah satu pria bernama Yoon Sang-Yeo. Anehnya, pria ini mengakui bahwa itu adalah perbuatannya. Karena peralatan forensik yang masih kurang memadai pada saat itu, publik berspekulasi bahwa Yoon Sang-Yeo telah disiksa oleh polisi untuk mengakui perbuatannya tanpa bukti yang lebih kuat. Sehingga atas pengakuannya ini, Yoon Sang-Yeo ditetapkan sebagai tersangka dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Tepat pada tahun 2019, setelah Lee Choon-Jae mengakui perbuatannya, Yoon Sang-Yeo akhirnya dibebaskan dari penjara.
Sumber: https://serialkillershop.com/blogs/true-crime/hwaseong-serial-murders