PLOT TWIST KISAH VIRAL EIGER VS YOUTUBER

28 Januari 2021 warga e-net digegerkan dengan postingan Instagram seorang youtuber yang mendapat peringatan setelah mereview produk kacamata milik brand produk outdoor. Dalam postingan tersebut, brand ini menyebutkan bahwa youtuber duniadian dinilai tidak layak untuk mereview produk mereka hanya karena kualitas video yang buruk dan adanya suara bising pada rekaman tersebut. Dalam captionya, pemilik akun dengan nama lengkap Dian Widiyanarko mengaku bahwa review tersebut atas dasar suka rela bukan karena dibayar oleh pihak Eiger. Kisah Eiger vs youtuber ini pun ramai diperbincangkan oleh warga net.

Beberapa netizen ikut merasa kesal atas Surat Cinta yang diberikan kepada youtuber duniadian dan sangat menyayangkan ketidakprofesionalan Eiger yang dapat merusak citra brand. Serta dapat menghancurkan kepercayaan para pembeli setia dan para konten kreator. Beberapa menyebutkan bahwa ia seharusnya memberikan fasilitas yang proper kepada duniadian untuk menjadi konten kreator yang lebih baik bukan menyudutkan.

Namun, di balik itu semua netizen tidak menyadari bahwa “bisa saja” konten tersebut merupakan bagian dari TRIK MARKETING Eiger. Meningingat akhir-akhir ini muncul trik marketing yang out of the box dan unpredictable, seperti trik Bitter Sweet by Najla.

PENGGUNAAN YOUTUBER UNTUK MENINGKATKAN BRAND AWARENESS

Keganjalan pertama yang harus diperhatikan adalah konten Widiyanarko ini diposting pada tanggal 31 Agustus 2020 di channel Youtube milik pribadinya. Namun, baru mendapatkan respon pada tanggal 28 Januari 2021 oleh pihak Eiger. Dalam hitungan beberapa jam, postingan tersebut langsung ditanggapi secara resmi oleh pihak Eiger melalui akun Twitternya. Setelah itu, berita ini menjadi viral dan masuk ke dalam akun Lambe Turah yang memiliki 9.2 mio audience. Hal ini tentu menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat kepada Eiger.

Dengan tersebarnya Surat Keberatan tersebut di dunia digital, citra brand Eiger secara tidak langsung sudah meroket dalam waktu sehari karena masyarakat Indonesia cenderung memiliki sifat Fear of Missing Out .

Trik seperti ini dikenal dengan brand recall, brand recognition, dan brand awareness. Menurut Glints.com, Strategi brand recall umumnya dilakukan ketika brand baru berkembang. Tujuan dari brand recall ini agar konsumen dapat mengenal brandserta produk atau layanan yang ditawarkan. Dengan kata lain “hanya sebatas mengenal”. Sedangkan brand recall merupakan aktivitas yang jika seseorang menyebutkan produk A, maka orang tersebut akan mengingatnya dengan brand A. Sementara, brand recognition yaitu ketika seseorang sudah mulai mengenal dan mengetahui brand tersebut. Singkatnya, masyarakat akan lebih mengenal Eiger bukan hanya dari produknyasaja, tapi juga dari citra negatif yang telah dibangun Eiger sendiri.

EIGER TERPAKSA MERENDAH UNTUK MEROKET

“Merendah untuk Meroket” merupakan frasa yang sangat cocok untuk menggambarkan situasi dan keadaan brand produk outdoor saat ini. Bisa saja, konten yang dibuat youtuber danidian merupakan permintaan Eiger karena ia akan meluncurkan produk baru atau akan mengadakan diskon seperti trik yang pernah terjadi.

Bisa saja pembuatan konten ini hanya untuk gain audience belaka. Mengingat, cost yang dikeluarkan jauh lebih sedikit daripada trik lain, seperti investasi Key Opinion Leader atau Out of Home yang belum tentu mendapatkan return yang bagus. Dengan trik seperti ini, mereka cukup mengeluarkan budget yang sedikit dan Key Performance Index mereka telah berhasil, yaitu gain audience. Setelah gain audience selesai, maka langkah selanjutnya dari Eiger ialah memberikan diskon terhadap semua produknya atau memperkenalkan produk baru yang akan berakhir dengan increasing sales.

Plot Twist yang bisa saja terjadi dari kasus ini adalah segala sesuatu yang dilakukan Eiger dan youtuber danidian sudah tersusun dan terakurasi dengan rapih.

Jadi, menurut kaca mata kalian, apakah kisah Eiger vs youtuber yang dibuat oleh konten kreator danidian merupakan konten asli? Atau konten yang sudah didesign sedemikian rupa oleh Eiger? Jikalau konten itu murni, apakah Eiger rela mencemarkan nama baiknya hanya karena melihat review dengan kualitas kamera buruk? Tidak mungkin, bukan?

Baca juga: Belajar SEO Marketing: 5 Alasan yang Harus Kamu Tahu!

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *