Bahaya kain polyester semakin banyak dibahas seiring pesatnya perkembangan industri fashion modern, terutama tren fast fashion yang menawarkan pakaian murah dan cepat mengikuti tren. Di balik kemudahan tersebut, polyester menjadi bahan yang hampir selalu hadir dalam pakaian sehari-hari karena harganya terjangkau dan dikenal tahan lama. Namun, muncul pertanyaan penting: apakah penggunaan kain polyester aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan jika digunakan secara masif dan terus-menerus?
Apa Itu Kain Polyester?
Polyester merupakan serat sintetis yang dibuat dari bahan dasar petrokimia, yaitu turunan minyak bumi. Secara teknis, polyester termasuk dalam kelompok plastik yang diproses menjadi serat tekstil. Oleh karena itu, bahan ini memiliki karakteristik khas seperti kuat, tidak mudah kusut, cepat kering, dan relatif murah untuk diproduksi.
Karena sifat-sifat tersebut, polyester sering dianggap sebagai solusi praktis bagi produsen maupun konsumen. Namun, di sisi lain, sifat sintetis inilah yang kemudian menimbulkan berbagai persoalan, baik dari sisi kesehatan maupun lingkungan, terutama apabila digunakan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

sumber: iStock
Bahaya Kain Polyester dalam Industri Fashion
Polyester menjadi bahan dominan dalam industri fashion global, khususnya pada brand fast fashion. Produksinya yang murah dan efisien memungkinkan pakaian dibuat dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat. Hal ini mendukung siklus tren yang cepat, di mana pakaian sering kali hanya digunakan dalam waktu singkat sebelum akhirnya dibuang.
Masalahnya, tingginya produksi polyester berbanding lurus dengan meningkatnya limbah tekstil. Pakaian berbahan polyester sulit terurai secara alami, sehingga dapat bertahan di lingkungan selama puluhan hingga ratusan tahun. Inilah yang membuat polyester menjadi salah satu kontributor utama dalam krisis limbah fashion global.
sumber: Waste4change
Bahaya Kain Polyester bagi Kesehatan dan Lingkungan
Dampak bagi Kesehatan
Dari sisi kesehatan, polyester memiliki daya serap yang rendah terhadap keringat. Akibatnya, panas dan kelembaban mudah terperangkap di permukaan kulit, yang dapat memicu iritasi, gatal, atau ketidaknyamanan, terutama bagi pemilik kulit sensitif. Pada kondisi tertentu, penggunaan polyester dalam waktu lama juga dapat memperparah masalah kulit seperti dermatitis.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gesekan dan pencucian pakaian polyester dapat melepaskan serat mikroplastik. Partikel ini sangat kecil dan berpotensi terhirup atau bersentuhan dengan kulit, meskipun dampak jangka panjangnya masih terus diteliti.
Dampak bagi Lingkungan
Polyester bukan bahan biodegradable. Ketika dicuci, pakaian polyester melepaskan mikroplastik ke air limbah yang kemudian berakhir di sungai dan laut. Mikroplastik ini sulit disaring dan dapat masuk ke rantai makanan melalui organisme air.
Produksi polyester juga membutuhkan energi tinggi dan bergantung pada bahan bakar fosil, sehingga berkontribusi terhadap emisi karbon. Kombinasi antara produksi masif, penggunaan singkat, dan limbah jangka panjang menjadikan polyester sebagai isu serius dalam keberlanjutan lingkungan.
Apakah Ada Batas Aman Penggunaan Bahan Polyester?
Hingga saat ini, tidak ada standar universal yang menetapkan batas persentase aman penggunaan polyester dalam pakaian. Namun, secara bijak, polyester dianggap lebih aman jika digunakan sebagai campuran dengan serat alami seperti katun atau linen, bukan sebagai bahan utama.

sumber: Merchize
Polyester masih dapat digunakan untuk kondisi tertentu, misalnya pakaian olahraga atau outerwear, dengan catatan tidak dipakai terlalu lama dan tetap memperhatikan kenyamanan tubuh. Pendekatan ini menunjukkan bahwa masalah utama bukan semata-mata pada bahannya, tetapi pada cara dan intensitas penggunaannya.
Cara Bijak Menggunakan Pakaian Polyester yang Sudah Dimiliki
Memiliki pakaian polyester bukan berarti harus langsung dibuang. Sikap paling bijak justru adalah memaksimalkan masa pakainya. Gunakan pakaian polyester untuk aktivitas ringan atau durasi singkat, dan hindari pemakaian seharian penuh, terutama di cuaca panas.
Saat mencuci, gunakan laundry bag untuk mengurangi pelepasan mikroplastik ke air. Selain itu, merawat pakaian dengan baik agar tidak cepat rusak. Menggunakan pakaian sampai akhir masa pakainya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan sering membeli pakaian baru.
Tips Bijak Saat Membeli Pakaian
Sebagai konsumen, kita memiliki peran penting dalam menekan dampak negatif industri fashion. Salah satu langkah sederhana adalah membiasakan diri membaca label bahan sebelum membeli pakaian. Pertimbangkan apakah pakaian tersebut nyaman, tahan lama, dan benar-benar dibutuhkan.
Alih-alih mengikuti tren fast fashion, cobalah menerapkan prinsip slow fashion, yaitu membeli lebih sedikit namun berkualitas. Pertanyaan sederhana seperti “Apakah baju ini masih layak dipakai dalam 3–5 tahun ke depan?” dapat membantu kita menjadi konsumen yang lebih sadar dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
Polyester bukan sepenuhnya bahan yang harus dihindari, namun penggunaannya perlu disikapi secara kritis dan bijak. Berbagai bahaya kain polyester dapat muncul akibat produksi massal, penggunaan berlebihan, serta pola konsumsi yang tidak berkelanjutan.
Dengan memahami karakteristik polyester dan menerapkan pola konsumsi yang lebih sadar, konsumen dapat berperan dalam menekan dampak negatif industri fashion terhadap kesehatan dan lingkungan dalam jangka panjang.
