Rencana diwajibkannya vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Mulai dalam hal biaya, siapa yang diwajibkan menerima vaksin, hingga Pemerintah Indonesia yang dianggap terlalu banyak meminta masyarakat untuk divaksin. Untuk menjawab segala pertanyaan yang kamu punya, tim Better telah merangkumnya dalam artikel di bawah ini.
Dikutip dari Kumparan, pada Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia di Kawasan Eropa (17/4) lalu, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Indonesia menyampaikan bahwa vaksin HPV akan menjadi salah satu vaksin yang diwajibkan. Lebih lanjut, Menkes Budi Gunadi menjelaskan bahwa vaksinasi pada target tersebut perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan, sebab mencegah kanker serviks akan lebih mudah dan murah daripada mengobatinya.
Tak asal diterapkan, langkah ini dipilih oleh Menkes karena kanker serviks tercatat sebagai penyakit kanker terbanyak kedua di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2018, tercatat 32.469 kasus kanker serviks dengan angka kematian mencapai 18.279 kasus. Artinya, lebih dari 50% pasien kanker serviks tidak dapat diselamatkan.
Lalu apa manfaat dari vaksin HPV?
Berikut beberapa manfaat vaksin HPV yang perlu kamu tau:
1. Mencegah Kanker Serviks
Sebagian besar kasus kanker serviks terjadi akibat human papillomavirus (HPV). Sehingga dengan divaksin sejak dini, maka tubuh kita akan lebih siap untuk melawan virus HPV yang masuk ke dalam tubuh
2. Mencegah Infeksi Lebih Lama
Bila virus HPV masuk ke dalam tubuh dan langsung dikenali oleh antibodi, maka tubuh pun akan lebih cepat untuk memerangi virus tersebut. Akibatnya infeksi yang terjadi tak akan berlangsung lama.
3. Mencegah Kutil Kelamin
Selain kanker serviks, kutil kelamin juga disebabkan oleh HPV. Jadi, secara tidak langsung, vaksin HPV pun dapat melindungi kita dari penyakit kutil kelamin yang dapat mengakibatkan rasa panas dan keluarnya cairan busuk dari vagina.
Siapa saja yang perlu divaksin HPV?
Kalo selama ini kamu cuma tau vaksin HPV hanya untuk perempuan, ternyata ini gak tepat loh! Soalnya vaksin HPV bisa diberikan untuk perempuan dan laki-laki. Apa bedanya? Yuk kita bahas satu-satu.
Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Boy Abidin, HPVdiberikan pada laki-laki bukan untuk pencegahan risiko kanker serviks, melainkan untuk mencegah tertularnya atau mengobati penyakit kelamin. Bahkan berdasarkan RS Puri Bunda, pemberian vaksin untuk laki-laki juga dapat mencegah terjadinya kanker anus dan kanker tenggorokan. Sedangkan vaksin HPV untuk perempuan bisa diberikan hingga usia 45 tahun.
Terdapat beberapa hal penting yang Dokter Boy Abidin sampaikan, seperti:
- Pemberian vaksin HPV direkomendasikan dilakukan sedini mungkin, utamanya terhadap kelompok anak usia Sekolah Dasar. Hal ini dapat menjadi bentuk pencegahan terbaik karena virus HPV memerlukan waktu 5 hingga 10 tahun untuk menjadi kanker serviks.
- Baiknya vaksin HPV diberikan pada orang-orang yang belum aktif secara seksual karena risiko penularan virus HPV pada orang yang telah aktif secara seksual justru lebih tinggi.
- Bila seseorang yang aktif secara seksual dan ingin divaksin HPV, maka sebaiknya dilakukan pap smear terlebih dahulu untuk pengecekan virus HPV dalam rahim.
Berapa biaya untuk vaksin HPV?
Injeksi vaksin HPV perlu dilakukan setidaknya sebanyak 2 hingga 3 kali dengan interval waktu tertentu agar vaksin tersebut dapat maksimal melindungi tubuh. Dari beberapa sumber yang ditemukan oleh Tim Better, untuk 1 paket vaksin HPV dengan 3 kali dosis suntikan memiliki harga mulai dari 2.5 juta rupiah. Tandanya untuk mendapatkan perlindungan kesehatan dari penyakit kanker serviks memerlukan biaya yang tidak murah.
Namun tak perlu khawatir. Dengan dijadikan sebagai program vaksinasi wajib Kementerian Kesehatan Indonesia, maka vaksin HPV akan diberikan secara gratis bagi anak-anak perempuan yang duduk di kelas 5 dan 6 SD. Jadi, diharapkan kegiatan vaksinasi ini dapat mencegah perempuan-perempuan Indonesia dari bahaya kanker serviks.
Gimana, Teman Better? Setelah tau informasi lengkapnya, kamu tim pro vaksinasi HPV atau tim kontra, nih?