STEM CELL, DAN POTENSINYA DALAM DUNIA MEDIS DI TAHUN 2025

“Bayangkan jika dokter bisa ‘menumbuhkan’ jaringan baru untuk menggantikan organ yang rusak. Bukan sekadar teori, ini adalah salah satu potensi terbesar stem cell di tahun 2025. Tapi, seberapa jauh kita sudah melangkah?”

stem cell sel punca sel hewan
Gambar 1. Ilustrasi stem cell

Apa itu stem cell?

Stem cells merupakan sel-sel yang belum terdiferensiasi dan dapat ditemukan di fase kehidupan embrio, fetus, dan dewasa. Meskipun begitu, stem cell, atau yang bisa juga kita sebut sebagai sel punca ini, dapat berkembang menjadi berbagai macam jenis sel yang menjadi dasar atau fondasi dari setiap jaringan dan organ di dalam tubuh. Selain itu juga, stem cell memiliki kelebihan lain yaitu mereka mampu untuk meregenerasi dirinya sendiri. Berdasarkan kedua sifat stem cell tersebut, banyak para peneliti yang melakukan penelitian mendalam untuk menggali dan memanfaatkan potensi stem cell sebagai agen terapi di Indonesia dan dunia.

Teknologi Stem Cell Bagi Kehidupan Manusia

Para peneliti di Indonesia dan di dunia telah banyak yang mendalami dan mengembangkan stem cell menjadi sebuah teknologi pengobatan yang potensial di masa depan. Seorang ahli biologi sel di Cina Bernama  Deng Hongkui berhasil memogram kembali stem cell pada penderita diabetes 1 menjadi sel pengatur gula darah. Penemuan ini membawa angin segar bagi penyakit-penyakit yang sebelumnya dianggap “tidak dapat diobati” menjadi memiliki harapan lebih kepada pengobatan dan terapi penyakit pada tingkatan sel. Pengobatan pada tingkat sel ini dikatakan lebih efektif dan lebih aman bagi pasien karena stem cell diambil dari tubuh pasien sendiri.

Baca artikel lengkapnya di sini

Di Indonesia sendiri, Prof. Dr. dr. Yohanes Widodo Wirohadidjojo, Sp.D.V.E, seorang ahli dermatologi, mengatakan bahwa terapi stem cell sudah banyak dikembangkan salah satunya untuk mengatasi luka bakar, kebotakan, vitiligo, kerutan, dan tukak kronis. Lebih lanjut, Widodo menjelaskan kedepannya pengaplikasian stem cell atau sel punca di klinik kecantikan adalah untuk mencegah dan mengatasi penuaan kulit. Hal itu mungkin dilakukan karena kulit manusia, yang merupakan organ terluar tubuh merupakan sumber stem cell yang dapat diperoleh dengan mudah secara klinis. Tetapi tentu saja, penggunaan stem cell untuk mencegah penuaan kulit masih akan membutuhkan riset yang lebih mendalam lagi.

Berbicara mengenai penuaan atau aging, para peneliti juga sudah menemukan banyak potensi yang mengambil manfaat dari sifat yang dimiliki oleh stem cell untuk mengatasi penyakit-penyakit degeneratif. Penyakit penyakit tersebut misalnya Alzheimer, diabetes, gagal jantung, gagal ginjal, sirosis hati, pengapuran sendi, osteoporosis, sindrom Parkinson, dan lainnya. Istri mantan Presiden RI Jusuf Kalla, adalah salah satu Wanita yang memanfaatkan teknologi terapi berbasis stem cell untuk mengobati osteoporosis. Terapi ini dapat dilakukan di salah satu klinik stem cell di Indonesia.

Potensi Stem Cell Bagi Dunia Medis di Tahun 2025

stem cell scientist researcher stem cell research laboratorium
Gambar 2. Para peneliti stem cell

Terapi sel punca banyak memanfaatkan kapasitas regenerasi yang memiliki potensi besar untuk mengobati jaringan atau organ yang rusak. Sifat stem cell yang dapat diarahkan menjadi sel-sel tertentu juga telah dimanfaatkan oleh banyak laboratorium di dunia yang membudidayakannya menjadi sel khusus seperti jaringan jantung dan saraf. Berikut adalah tren industri terapi sel punca di dunia pada tahun 2025 ini:

1. Transplantasi sel

Transplantasi sel memanfaatkan potensi regeneratif yang dimiliki oleh sel punca dalam memperbaiki atau mengganti jaringan dan organ yang rusak. Pendekatan ini menjawab masalah dalam pengobatan penyakit degeneratif seperti terbatasnya ketersediaan organ donor dan penolakan transplantasi pada pasien.

2. Immunoterapi

Pada dasarnya, imunoterapi dapat meningkatkan kemampuan tubuh secara alami untuk melawan penyakit seperti kanker dan gangguan autoimun. Dengan menggunakan sel punca yang telah dimodifikasi secara genetik, imunoterapi sangat mungkin dipersonalisasi yang tentu saja akan lebih manjur dan aman untuk pasien.

3. Rekayasa jaringan

Dalam mengatasi tantangan ketersediaan donor organ dan mekanisme perbaikan jaringan yang kurang efektif, sel punca, dalam kapasitasnya, dapat dibudidayakan secara in vitro untuk membentuk jaringan yang fungsional.

4. Pemodelan penyakit

Teknologi pemodelan penyakit adalah teknologi dalam menciptakan kembali lingkungan penyakit secara in vitro. Hal ini membantu para peneliti untuk mengamati perkembangan penyakit dan respons seluler secara real time. Lebih luas lagi, pemodelan penyakit memungkinkan para peneliti atau ilmuwan untuk mengembangkan terapi yang ditargetkan dengan memberi wawasan tentang jalur genetik dan molekuler yang berguna dalam penemuan dan pengembangan obat.

5. Bioprinting 3D

Teknologi bioprinting 3D menciptakan struktur jaringan dan organ yang kompleks untuk mengatasi kekurangan organ dan meningkatkan aplikasi pengobatan regeneratif.

6. Penargetan Gen

Urutan genetik dalam sel punca dapat dimodifikasi untuk mengatasi kelainan genetik yang diwariskan. Misalnya, teknologi ini digunakan untuk mengobati penyakit anemia sel sabit dengan mengedit sel punca hematopoietik untuk menghasilkan sel darah merah yang sehat.

7. Cell Seeding

8. Xenografts

9. Biomaterial

10. Kedokteran molekuler

Dalam hal menyembuhkan berbagai macam penyakit, banyak peneliti yang sudah mengklaim keberhasilannya. Meskipun banyak keberhasilan dan terobosan yang telah tercapai, dari kacamata lain sel punca tetap bukanlah “obat dewa” yang mampu menyembuhkan segalanya, seperti mengobati penuaan pada ovarium9.

Salah satu persoalan yang dihadapi dalam menggunakan sel punca sebagai agen terapi adalah biaya pengobatan sel punca yang masih menjadi kendala dari beberapa kalangan. Pasalnya, harga terapi sel punca dibandrol dengan harga Rp. 1-1.5 untuk per sel nya, sedangkan yang dibutuhkan untuk terapi adalah jutaan sel bahkan ratusan juta sel tergantung dari beberapa faktor. Meskipun tren pengobatan dengan memanfaatkan sel punca sangat menarik banyak perhatian dan membuat masyarakat ingin mencobanya, namun belum semua fasilitas kesehatan diizinkan untuk melakukannya. Di Indonesia, baru ada 14 fasilitas kesehatan yang diberi hak untuk memproduksi sel punca. Saat ini, Kementrian Kesehatan tengah membentuk komisi berisi para peneliti dan praktisi untuk merumuskan kebijakan terkait sel punca di Indonesia. Hal ini bertujuan agar masyarakat dan peneliti tidak kesulitan dalam menggunakan sel punca.

Sumber referensi:

https://ugm.ac.id/en/news/15270-stem-cell-developed-for-anti-aging-skin

World-First Stem Cell Treatment Reverses Diabetes for a Patient in China, Study Suggests | Smithsonian

https://prostem.co.id/apa-itu-stem-cell

Terapi Stem Cell yang Jadi Perawatan Anti Aging Makin Diminati Para Pejabat, Apa Keunggulannya? – Health Fimela.com

Top 10 Stem Cell Therapy Trends | StartUs Insightshttps://www.halodoc.com/artikel/kontroversi-stem-cell-ini-yang-perlu-diketahui

https://www.halodoc.com/artikel/kontroversi-stem-cell-ini-yang-perlu-diketahui

You may also like