Bolehkan anak-anak mengkonsumsi kopi ?
1. Kandungan Kafein dalam Kopi
Kafein adalah zat stimulan utama yang terkandung dalam kopi. Pada anak-anak, kafein dapat memengaruhi tubuh mereka secara berbeda dibandingkan orang dewasa. Tubuh anak-anak lebih sensitif terhadap kafein karena ukuran tubuh mereka yang lebih kecil dan metabolisme yang belum matang sepenuhnya. Kafein dapat ditemukan tidak hanya pada kopi, tetapi juga pada minuman ringan, cokelat, dan beberapa jenis makanan lainnya.
2. Dampak Negatif Kafein pada Anak
-
- Gangguan Tidur: Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi kafein memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur dan merasa lelah di siang hari, sehingga hal ini dapat memengaruhi aktivitas mereka di sekolah. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat berdampak pada perkembangan otak, konsentrasi, dan mood anak.
-
- Kecemasan : Kafein adalah stimulan yang memengaruhi sistem saraf pusat, yang bisa menyebabkan anak menjadi cemas, gelisah, atau bahkan hiperaktif. Konsumsi kopi secara berlebihan dapat memperburuk masalah perilaku, terutama pada anak yang sudah memiliki gangguan kecemasan atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
-
- Perubahan Tekanan Darah dan Denyut Jantung: Dalam sebuah studi dari American Academy of Pediatrics menemukan bahwa kafein dapat menyebabkan peningkatan sementara pada tekanan darah dan denyut jantung pada anak-anak, meskipun dampak jangka panjangnya belum sepenuhnya dipahami.
-
- Menurunnya selera makan: Kopi tidak hanya mempengaruhi selera makan pada anak, tetapi juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti gejala mual dan sakit perut. Sedangkan, anak dalam masa pertumbuhannya sangat membutuhkan berbagai asupan gizi yang lengkap dari makanan.
-
- Gangguan Perkembangan Pada Tulang: Kafein dapat mempengaruhi penyerapan kalsium di dalam tubuh, sedangkan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang lebih optimal untuk menghindari risiko osteoporosis di masa depan
3. Konsumsi Gula dan Kalori Berlebih
Menurut laporan dari American Heart Association, konsumsi minuman berkafein yang tinggi gula pada anak-anak dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan karena sebagian besar minuman kopi yang dijual di kafe atau kedai kopi mengandung gula tambahan yang jauh di atas batas harian yang direkomendasikan untuk anak-anak.
4. Ketergantungan Kafein
Kafein adalah zat stimulan yang bisa menyebabkan ketergantungan. Anak-anak yang secara rutin mengonsumsi kopi akan berpotensi memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap kafein, sehingga mereka membutuhkan lebih banyak kafein untuk bisa merasakan efek yang sama. Selain itu, kafein juga bisa menyebabkan munculnya gejala-gejala seperti sakit kepala, kelelahan, dan iritabilitas jika konsumsi dihentikan secara tiba-tiba.
5. Batasan Konsumsi Kafein yang Aman untuk Anak
Mengutip dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, sebagian besar dokter anak menyarankan agar anak tidak mengonsumsi kafein termasuk kopi pada usia di bawah 12 tahun. Bagi remaja, asupan kafein tidak boleh melebihi 100 mg per hari, yang setara dengan satu cangkir kecil kopi.
Dari informasi ini, kita dapat melihat bahwa konsumsi kopi pada anak membawa lebih banyak resiko terhadap kesehatan daripada manfaatnya, terutama jika dikonsumsi berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau asupan kafein pada anak dan mendorong konsumsi minuman yang lebih sehat seperti air putih, jus alami atau susu.