3 Hidden Gem, Spot Hunting Kaset Pita di Jakarta

kaset pita jakarta
Source: Medcom.id

Geliat rilisan fisik kini terus mengalami tren peningkatan. Alih alih tergerus zaman dan digantikan layanan streaming musik online yang lebih mobile dan fleksibel, rilisan fisik justru makin menunjukkan tajinya. Terbukti dari maraknya musisi tanah air dan luar negeri yang berlomba merilis karya musiknya dengan format fisik salah satunya kaset pita.

Juga dibuktikan dengan “sustain” nya toko-toko rilisan fisik di jantung Ibukota. Sebut saja Om Andi, satu dari sekian banyak kolektor sekaligus pedagang rilisan fisik di salah satu pusat perbelanjaan dan tempat nongkrong termahsyur di bilangan Jakarta Selatan. “Masih banyak yang nyari. Kaset pita, vinyl juga”. Doi melanjutkan “karena kita basic nya komunitas, mulut ke mulut, jadi disini gak sebatas hubungan jual beli. Tapi kita sharing juga” imbuhnya.

Udah pada penasaran kan dimana tempat yang dimaksud? So, without any further ado. Berikut 3 Hidden Gem di Jakarta bagi lo para Cassette Geeks!

Basement Blok M Square

kaset pita blok m
Source: Liputan6.com

Yang hobi nongkrong apalagi seneng kulineran malam di Jakarta pasti udah gak asing sama spot satu ini. Gultik Blok M? bukan. Back to the topic, lantai basement Blok M Square jadi pusat aktivitas transaksi dan komunitas pecinta rilisan fisik. Yup, ini spot hunting kaset yang udah gue spill sedikit di atas tadi. Om Andi dan kawan pedagang lainnya bermarkas disini pren.

Berdasarkan pengalaman pribadi, kaset disini “curated”. Jadinya dari kondisi fisiknya terbilang cukup baik dan koleksinya cukup lengkap. Eiitss, embel-embel curated jangan jadi halangan buat elo-elo kemari karna mikir harganya bakal bikin kanker (red: kantong kering). Nggak kok, start from dua puluh ribuan bisa bawa pulang kaset idaman lo. Ada belasan toko disini. Kuncinya santai dan nikmati flow nya, jangan keburu-buru!

Tips, berlagak lah akrab dengan penjual dan bangun obrolan yang intens. Niscaya mereka dengan suka rela mengeluarkan koleksi tak terduga dari balik laci dagangannya yang gak terpajang di etalase. Tentu nya dengan harga spesial! Inget, harga kaset masih bisa dinego.

Jembatan Item Jatinegara

kaset pita jembatan item
Source: Republika.co.id

Sebagai catatan, di spot kali ini gue akan membahas tempat hunting kaset pita gak cuma spesifik di Jembatan Item doang. Tapi kawasan sekitarnya (karena tiap pedagang kaset gak terpusat di satu spot tertentu), diantaranya Halte Kebon Pala dan sekitaran Gereja St. Yoseph. Gak perlu khawatir, antara satu tempat ke yang lain jaraknya gak berjauhan. Lo bisa jalan kaki, yang mana itu justru jadi nilai plus nya. Karna di sepanjang jalan tersebut banyak penjual barang loak/bekas yang mana mereka jual kaset juga. Inget! Hunting kaset, bukan lomba lari. Jadi nikmatin aja jalan kakinya, itung-itung olahraga kan?

jembatan item jatinegara
Source: Republika.co.id

Pertama, Jembatan Item. Ini tempat emang spesialisasi jual barang loakan. Mulai dari jam tangan Seiko, korek Zippo, Tape Deck, Turntable, bahkan ban Bajaj pun ada! Gue curiga mereka pernah jual keris mpu gandring. Jadi gak heran kenapa gue rekomendasiin ini spot buat hunting kaset.

Tips, ini spot 24 jam. Waktu terbaik kesini sebenernya dini hari menjelang subuh karena “supplier” mereka baru banget nurunin barang hasil “buruan” nya. Kaset disini harga nya terbilang murah. Start from 10ribuan aja untuk seonggok kaset pita. Sedikit cerita, gue pernah nemu kaset My Chemical Romance hanya dengan 1 lembar uang berwarna ungu dan satu lembar uang coklat bergambar Imam Bonjol (Cuma 15 ribu). Sumringah sekali diri karena mengetahui harga kasetnya di “toko ijo” lima puluh ribu.

kaset jatinegara
Source: Antarafoto.com

Kedua, Halte Kebon Pala & Gereja St Yoseph. Dua tempat ini jaraknya deket banget, saling berseberangan. Persis di seberang Halte Kebon Pala, “Babeh” (begitu panggilannya) menjajakan dagangannya di trotoar. Bermodalkan terpal yang jadi alas untuk kaset-kaset nya, dan “kompo” agar pembeli leluasa menjajal barang incarannya. Disini doi dagang kaset udah kayak dagang sayur pren. Kaset-kaset ditumpuk dibiarin begitu aja. Etalase? Apa itu. Nampaknya Babeh lebih nyaman seperti ini. Model dagang macam ini disinyalir untuk memudahkan dalam merapihkan dagangan di kala hujan datang dan pol pp menghampiri.

Akibat kaset dijual macam sayur begini, sabar-sabar aja dalam mencari. Disisi lain, Babeh juga gak hafal kaset apa aja yang tersedia karena doi dapet dari banyak tempat. Harga? Bukan Indonesia kalo gak suka yang murah. Semua harga flat lima ribuan! Bebas pilih! Ya, itu kompensasi dari effort lebih lo dalam menggali tumpukan “harta karun” dan bergelut dengan panas terik Matraman.

Tips, cek kondisi kaset dengan teliti. Mulai dari cover, pita, dan lainnya. Kaset pita yang dihantam panas sepanjang hari jadi medium yang ideal buat jamur berkembang biak. Pastikan cover kaset gak lengket, kaset pita gak jamuran, dan kaset gak susah buat di puter. Apalagi Babeh udah nyediain kompo (red: tape, alat pemutar kaset pita) buat lo ngetes kaset. Bebas mau berapa kaset yang dicobain, asal beli!

Jalan Surabaya

toko kaset jalan surabaya
Source: Bbc.com

Last but not least. Berlokasikan di Menteng, Jalan Surabaya jadi salah satu spot favorit bagi para pemburu kaset pita. Umumnya tempat ini memang dikenal sebagai pusat barang antik. Tapi ada beberapa toko yang khusus menjual rilisan fisik. Karena berada di kawasan Menteng, Jalan Surabaya dikenal memiliki suasana yang asri karena banyak pepohonan dan hutan kota. Gak heran tempat ini jadi salah satu rekomendasi wisata di Jakarta bagi warga Ibukota.

Siapa sangka, justru pengunjungnya di dominasi anak muda. Baik sekedar untuk menikmati suasana hijau disana, hunting foto, dan membeli rilisan fisik tentunya. Koleksi kaset disini umumnya didominasi musik-musik “oldies”. Sebut aja Duo Kribo, Koes Plus, Carpenters, The Platters, dan masih banyak lagi. Tapi kalau jeli, kaset-kaset era 90 sampai 2000an juga masih banyak kok pren.

Kalo ditanya kenapa orang-orang masih beli kaset tentu banyak motifnya. Nostalgia karena tempo hari pas masa kecil didengerin lagu dari kaset sama bokapnya, sensasi tertentu musik analog yang gak bakal di dapetin via media digital, atau sekadar seneng sama artwork/visual dari cover albumnya.

Baca juga: https://rakaminstudent.com/hal-menarik-dari-rilisan-fisik-musik/

Cukup kayak nya untuk bahasan kali ini. Dari beberapa spot yang udah di mention barusan, mana yang paling menarik dan mau lo kunjungi deket waktu ini?

Sampai jumpa di lain kesempatan. At the end, mulai biasakan kuping lo dengan analog music yang maha asyik!

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *