Transformasi kopi di kalangan para pecintanya mungkin tidak akan pernah habis. Kreativitas pecintanya dalam menikmati kopi melahirkan inovasi pada metode pembuatannya membuat kita dapat menikmati berbagai jenis cara menikmati kopi dari penjuru dunia. Termasuk juga cold brew coffee, yang cukup mengubah kultur menikmati kopi
Sejarah dan Perkembangan Cold Brew
Pada Third Wave Era, eskplorasi proses pembuatan kopi terjadi sangat masif, termasuk juga alat yang digunakan. Dalam sejarahnya, kopi dingin mulai dinikmati oleh saudagar di Belanda pada tahun 1600an. Mereka menggunakan konsentrat kopi dingin terutama untuk perjalanan jauh. Sampai akhirnya Jepang yang membuat teh seduh dengan air dingin, maka terciptalah kopi seduh dingin atau cold brew. Metode cold brew saat itu disebut juga Kyoto-style menggunakan Yama Tower, meneteskan air dengan suhu ruangan ke bubuk kopi.
Bersamaan dengan aktifitas perdagangan Belanda pada masa itu, penyebaran cold brew terjadi dengan sangat pesat. Cold brew tersebar ke seluruh dunia, khususnya di Amerika, Australia, Prancis, Aljazair, termasuk juga ke seluruh Jepang. Metode cold brew digunakan oleh bangsa Belanda untuk perjalanan laut mereka. Selain tidak harus menikmati kopi disaat panas, volume kopi yang dapat dihasilkan juga lebih banyak, serta kopi yang dihasilkan tidak cepat basi. Kehadiran cold brew sangat dinikmati sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati kopi dingin yang sangat cocok disaat musim panas, dibandingkan kopi panas. Amerika Serikat dan Australia merupakan negara yang dengan cepat menangkap peluang cold brew sebagai komoditi bisnis baru. Berbagai brand berlomba-lomba untuk menyajikan cold brew dengan rasa terbaik dan kemasan yang dapat menarik konsumen dan calon konsumen mereka. Brand seperti Chameleon Cold Brew, Stumptown Coffee Roasters, hingga Starbucks merupakan contoh beberapa brand yang memulai maraknya kopi seduh dingin dengan metode cold brew.
Lihat Juga: Chameleon Cold Brew
Perkembangan Cold Brew di Indonesia
Pertumbuhan metode cold brew di Indonesia terbilang cukup terlambat. Walaupun memang lebih dahulu dibandingan trend es kopi susu ready to go. Perkembangan cold brew di Indonesia dimulai sekitar tahun 2016. Brand No Sleep Coffee mulai memproduksi cold brew dalam kemasan botol dan dijual di forum jual beli Kaskus. Brand Tanamera yang membuka gerai pertamanya pada tahun 2014, juga memasarkan produk cold brew dalam kemasan botol dan dijual di gerai mereka. Tanamera juga memberikan inovasi terhadap produk cold brew mereka dengan menambahkan susu dan sirup berbagai rasa yang diberi nama Cold White. Inovasi ini dibilang cukup berhasil, seiring dengan semakin berkembang brand Tanamera, sampai hari ini masih banyak penikmat cold brew hingga banyak bermunculan brand dengan cold brew sebagai lini produk utamanya.
Perkembangan cold brew di Indonesia diiringi dengan banyaknya konten mengenai metode pembuatan cold brew, dari alat yang digunakan oleh para expert, hingga alat rumahan yang bisa digunakan oleh user biasa. Meskipun secara tren belum sebesar kopi susu ready to go, tetapi cold brew tetap memiliki penikmatnya sendiri dengan segmen yang cukup niche. drinkgala dan freespace merupakan contoh brand lokal yang menggunakan cold white sebagai lini produk utamanya.
Perbedaan Cold Brew dengan Ice Coffee
Perbedaan yang jelas terlihat adalah jenis air yang digunakan untuk menyeduh bubuk kopinya. Ice coffee tetap menggunakan air panas untuk menyeduh bubuk kopinya, baik menggunakan mesin espresso ataupun dengan metode pour over. Untuk membuat cold brew membutuhkan air dengan suhu ruangan atau suhu rendah untuk mengekstrak bubuk kopinya. Proses pembuatannya juga membutuhkan waktu yang berbeda. Jika mesin espresso dan pour over membutuhkan waktu beberapa menit saja, membuat cold brew membutuhkan waktu minimal 8 hingga 24 jam, tergantung hasil yang diinginkan.
Cara Membuat Cold Brew di Rumah
Secara umum, cara membuat cold brew hanya membutuhkan dua jenis bahan, yaitu bubuk kopi yang digiling kasar. Untuk membuat cold brew di rumah, bisa menggunakan toples, botol berukuran besar, atau tumbler. Proses pembuatan cold brew adalah dengan merendam atau menyeduh bubuk kopi dengan air dingin atau suhu ruangan, lalu didiamkan selama 8 sampai 24 jam. Rasio yang digunakan untuk membuat cold brew juga berbeda dengan metode seduh kopi panas. Untuk membuat cold brew, rasio yang digunakan biasanya dengan air yang lebih sedikit yaitu 1:8 (1 gram bubuk kopi untuk 8gram air), sedangkan untuk menyeduh kopi panas seperti metode pour over menggunakan rasio 1:15-18 (1 gram bubuk kopi untuk 15-19 gram air).
Cold brew yang disimpan dengan baik, dapat bertahan selama 10 hingga 14 hari. Proses penyimpanannya juga harus diperhatikan. Menyimpan cold brew di lemari es setelah disaring, menggunakan wadah kedap udara. Jika cold brew sudah ditambahkan air, atau susu dan sirup, sebaiknya disimpan tidak lebih dari 4 hari.