Berbicara tentang dunia konten di era digital, kamu mungkin sudah pernah mendengar tentang bidang pekerjaan copywriter dan content writer. Ya, kedua jenis writer ini adalah bagian dari content marketing, yang merupakan salah satu bagian juga dari digital marketing.
Lalu, apa bedanya sih copywriter dan content writer? Bukannya pekerjaannya sama-sama menulis? Apakah ada hubungannya dengan Search Engine Optimization (SEO)? Seberapa penting sih pekerjaan penulisan ini di bidang digital marketing? Yuk, simak perbedaannya!
Apa itu Copywriter?
Copywriter adalah penulis konten digital dengan tujuan membuat tulisan untuk menarik pembaca melakukan aksi.
Hasil tulisannya biasa disebut copy. Tujuan akhir pembuatan copy biasanya adalah untuk conversion atau sales.
Teknik copywriting biasanya digunakan untuk iklan, email dan media sosial.
Dulunya, sebelum digital marketing semakin diminati dan digunakan banyak orang, copywriter biasa membuat materi untuk marketing konvensional seperti billboard, Out of Home (OOH), flyers, hingga brosur.
Sekarang, setelah digital marketing menjadi salah satu ujung tombak banyak brand, mulai bermunculan SEO Copywriter. Copywriter dengan pengetahuan tentang SEO dan digital sehingga dapat meracik copy yang disertai keyword / kata kunci yang SEO Friendly.
Apa itu Content Writer?
Sedangkan content writer adalah penulis konten digital dengan tujuan untuk menarik pembaca agar memiliki hubungan dengan brand.
Hasil tulisannya biasanya lebih panjang dan beragam, seperti artikel untuk website, blog, hingga email newsletter.
Tujuan awal tulisannya adalah memberikan informasi dan edukasi. Sedangkan tujuan akhirnya adalah membangun awareness dalam brand.
Sama halnya dengan copywriter, content writer pun perlu memiliki pemahaman SEO. Hampir semua brand membutuhkan SEO content writer untuk membangun digital presence mereka.
Perbedaan dan Persamaan Copywriter vs Content Writer
Walaupun sama-sama penulis, tapi terlihat jelas tujuan dan jenis tulisan yang dibuat oleh copywriter dan content writer berbeda. Jika membicarakan tentang marketing funnel seperti Awareness Interest Desire Action (AIDA), copywriter biasanya berada di tahapan Desire dan Action. Sedangkan content writer berada di tahap awal yaitu awareness dan interest.
Salah satu kesamaan dari copywriting dan content writing adalah proses penulisannya, karena sebagai penulis digital, ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Tahapan Menulis Content
Tahapannya adalah:
1. Ideation
Cari tahu produk / brand kamu. Pelajari manfaat atau nilai yang bisa diberikan kepada pelanggan.
Cari tahu target market. Penulisan untuk Gen Z akan sangat berbeda dengan gaya bahasa untuk Baby Boomers. Hal ini akan mempengaruhi tone of voice brand kamu.
Cari tahu tujuan kontennya. Apakah untuk meningkatkan awareness? Meningkatkan engagement? Atau untuk conversion? Hal ini akan mempengaruhi call to action (CTA) yang kamu buat.
2. Writing
Berlatih menulis setiap hari untuk meningkatkan kualitas tulisan & minta feedback dari orang-orang terkait.
Selalu sertakan hook dalam pembuatan copy maupun headline untuk menarik perhatian pembaca.
Sertakan Call to Action (CTA) atau kalimat ajakan agar pembaca mengetahui inten dari tulisan tersebut. Apakah comment, like atau subscribe? Download app? Visit website? Beli produk?
3. Review
Minta umpan balik dari pembaca atau mentor.
Lihat data apakah pembaca benar-benar mengklik / download atau membeli setelah membaca copy atau content yang kamu buat.
Komunikasikan dengan pembaca.
4. Publish
Sebelum menerbitkan tulisan kamu, baca draf final untuk melihat apakah ada typo atau tidak.
Berikan waktu untuk konten kamu mencapai semua pembaca.
Pelajari ulang dan amati polanya. Cari tahu copy mana yang paling efektif untuk brand kamu.
Itulah perbedaan antara copywriter dan content writer, sekarang kamu sudah mengerti apa saja perbedaan dan tugas dari penulis digital ini. Jika kamu tertarik mempelajari lebih dalam tentang digital marketing dan content marketing, coba ikuti Bootcamp Digital Marketing dari Rakamin Academy.
Semoga bermanfaat!