Tips Public Speaking Untuk Pemula

Tips public speaking untuk pemula

Source image: unsplash

Public speaking adalah salah satu keahlian penting yang wajib dikuasai karena ketika memasuki dunia sekolah dan kerja kita perlu menyampaikan ide di depan banyak orang. Berdiri di depan banyak orang tentu tidak mudah namun keahlian ini sangat bisa dikuasai dengan kerja keras sama seperti keahlian lainnya. Survey yang dilakukan oleh The People’s Almanac Book of List terhadap 3000 orang di Amerika mengenai ketakutan terbesar mereka. Ternyata 630 orang alias 21% menyatakan bahwa public speaking adalah hal yang paling menakutkan. Sama seperti proses kebanyakan orang, public speaking adalah bidang yang aku sangat takutkan karena ketika mengikuti lomba speech di SMP, ditengah panggung aku merasa freezing, lupa mau ngomong apa, dan tangan gemetar. Titik balik ketika aku memutuskan mencari perspektif baru lewat buku dan hasil riset untuk mengatasi ketakutanku akan public speaking dan semoga tips public speaking untuk pemula dibawah ini dapat membantu kalian juga.

Berdasarkan buku Talk Like TED karya Carmine Gallo dan The Art of Public Speaking karya Dale Carnegie, tips public speaking dibawah ini yang menjadi titik balikku bisa memenangkan lomba speech dan diundang menjadi pembicara dibeberapa fakultas. Tips ini juga bisa menjadi titik balik kalian.

Fokus ke kebutuhan audiens

Seringkali kita memikirkan diri sendiri ketika public speaking seperti pertanyaan skenario terburuk “bagaimana jika aku gagal? Bagaimana jika aku mempermalukan diri sendiri?”. Berdasarkan buku The Psychology of Emotion karya David J. Lieberman, pola pikir tersebut terbentuk karena ego yang ada didalam diri takut terlihat salah dan malu atau overthinking. Perspektif ini bisa membuatmu lebih tenang, ubah niat kalian menjadi secara tulus ingin menyampaikan ide untuk membantu audiens. Ketulusan niat tersebut akan membungkam ego dan fokus ke kebutuhan audiens sehingga lebih merasa tenang karena kita tidak khawatir dengan self image diri sendiri.

Reaksi tubuhmu bukan takut tapi excited

Analoginya public speaking sama seperti roller coaster, beberapa orang yang takut menaiki roller coaster dan beberapa orang takut menaiki roller coaster. Ternyata riset menunjukkan jika reaksi tubuh orang yang takut dan excited menaiki roller coaster sama yaitu sama-sama merasa jantung berdebar kencang, keringat dingin, tangan gemetar, dan rasa tidak enak diperut. Perbedaannya adalah kita memilih memanggil reaksi tubuh tersebut sebagai perasaan takut atau excited. Tipsnya adalah percaya jika reaksi tubuh kamu adalah reaksi untuk perasaan excited. Kamu juga bisa bicara berulang-ulang ke diri sendiri “aku excited untuk menyampaikan ide ini untuk membantu orang lain”.

Pahami materi hingga diluar kepala

Bagaimana kita bisa membantu audiens jika kita belum menguasai materi?. Salah satu kunci menguasai public speaking adalah dengan latihan memahami materi setiap hari secara konsisten. Hafalan akan membuat kita takut lupa jadi lebih baik pahami dan ingat poin-poin utama dan belajar melakukan improvisasi. Coba latihan berbicara di depan kaca sambil direkam. Dengarkan kembali hasil rekaman dan evaluasi bagian yang perlu diperbaiki.

Latihan secara konsisten

Keberhasilan yang diperoleh semalam adalah mitos. Riset di buku Talk Like TED mengungkapkan jika ketika kita belajar hal baru secara konsisten maka otak kita akan menumbuhkan jutaan sel saraf yang mengantarkan informasi tersebut menuju alam bawah sadar. Artinya public speaking adalah keahlian yang dapat dipelajari dan dikuasai jika ketika berani mencoba, belajar dari kegagalan, dan gigih mencoba lagi.

Ini kehidupan pertama kita, analoginya belajar public speaking sama seperti semua orang yang awalnya tidak tau cara berenang namun jika kita tidak masuk ke air maka selamanya kita tidak tahu cara berenang. Kita tidak bisa latihan berbicara di depan umum jika tidak coba berbicara. Kuncinya, coba saja dulu, gagal itu pasti dan anggap itu sebagai guru kita, ubah perspektif lama dengan perspektif baru diatas karena ketika perspektif berubah maka realita kita juga ikut berubah.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *