Pada siang hari kita memang tidak dapat melihat bintang karena efek atmosfer bumi yang dapat diterangkan. Namun masih ada satu bintang yang dapat kita lihat, sedemikian terangnya sehingga banyak orang tidak menyangka bahwa yang dilihatnya itu sebenarnya sebuah bintang. Bintang itu tak lain adalah matahari. Matahari adalah sebuah bintang. Bintang-bintang yang kita lihat pada malam hari adalah matahari-matahari lain. Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan kita sehingga tampak jauh lebih terang dan lebih besar dibandingkan dengan bintang-bintang lainnya. Andaikan matahari letaknya sejauh bintang lainnya itu, maka matahari akan tampak seperti mereka, lemah dan berkelap-kelip.
Matahari terbentuk dari materi antar bintang berupa awan debu dan gas yang tersebar di hampir seluruh ruang antariksa. Beberapa awan debu berkumpul menjadi sebuah kumpulan yang dinamakan Nebula. Nebula inilah yang kemudian berfungsi sebagai rahim bintang, tempat lahirnya bintang-bintang baru. Di dalam nebula, materi-materi antar bintang itu saling memampat karena gravitasi masing-masing materi dan kemudian menjadi sebuah bola gas raksasa yang mulai berpijar. Maka lahirlah matahari kita. Karena matahari adalah bintang, maka proses tersebut berlaku pula pada bintang-bintang yang lain.
1.Matahari merupakan Dapur Nuklir
Matahari sebagai dapur ilmiah raksasa tempat proses ledakan nuklir yang sangat dahsyat. Di pusatnya, setiap detik 657 juta ton hidrogen bereaksi membentuk helium. 4 berbanding 1. Dalam reaksi itu, 4 juta ton materi lenyap menjadi tenaga untuk bersinar dengan daya tetap sebesar 389 juta milyar watt per detik . Berdasarkan hukum keseimbangan gaya yang dialami bumi pada orbitnya, diketahui bahwa matahari mempunyai massa 1,99 x 1030 Kg atau 300.000 kali lebih besar dari massa bumi yang hanya 5,98 x 1024 kg. Dengan massa yang sangat besar dan fakta bahwa sebagian besar komposisi matahari adalah gas hidrogen, maka total matahari mempunyai umur sekitar 10 milyar tahun dan diperkirakan sudah bersinar sejak 5 milyar tahun yang lalu . Suhu di pusat matahari diperkirakan mencapai 15 juta derajat celcius. Dengan diameter yang mencapai 1,39 juta kilometer atau sama dengan 109 kali diameter bumi, panas dengan suhu sangat tinggi tadi merambat dari pusat menuju permukaan melalui zona radiasi dan zona konveksi hingga sampai di permukaannya hanya tinggal 6.000o celcius. Kemudian dengan jarak matahari ke bumi yang rata-rata nya mencapai 150 juta km, suhu di permukaan tadi berangkat menuju bumi melalui ruang antar planet hingga sampai di permukaan bumi hanya tinggal 30o sampai 50o celcius saja. Pada umumnya, semua bintang mempunyai struktur yang sama. Matahari terdiri dari 94 % atom hidrogen dan sekitar 5,9 % atom helium. Sisa yang kecil terdiri dari campuran unsur-unsur karbon dan atom lain yang lebih berat. Matahari terdiri dari gas yang kepadatannya berbeda-beda, sehingga dapat digambarkan seperti berlapis-lapis, tetapi tidak mempunyai batas-batas yang jelas.
2. Anatomi Matahari
Lapisan matahari tersusun atas enam lapisan : Inti, Zona Radiasi, Zona Konveksi, Fotosfer, Kromosfer dan Korona. Inti matahari merupakan pusat matahari. Suhu dan tekanan inti yang sangat tinggi membuat inti hidrogen dapat berfusi menjadi inti helium dan menghasilkan energi matahari. Sumber energi matahari itu diameternya hanya sekitar 10 % dari total diameter matahari dan temperaturnya mencapai 15 juta derajat celcius. Inti matahari ini dilapisi oleh Daerah konveksi dan Daerah radiasi. Di kedua lapisan ini terjadi peleburan atom-atom gas yang sangat padat dan dibombardir terus-menerus dengan sinar-sinar gamma dari inti matahari dan menghasilkan sinar-X dan sinar Ultraviolet yang lebih lemah. Lapisan berikutnya adalah lapisan Fotosfer, Yaitu lapisan permukaan terluar matahari yang tampak menyerupai piringan emas yang menyilaukan. Bentuknya agak tipis dan mempunyai kedalaman sekitar 130.000 km. Lapisan ini sebenarnya tidaklah sebersih dan selicin yang tampak dari bumi, melainkan terdiri dari gelembung seperti permukaan air mendidih dan noda-noda yang merupakan daerah-daerah yang gelap dan tidak teratur. Fotosfer mempunyai suhu sekitar 6.000o celcius.
Baca Juga : Planetarium Dibuka Kembali
Lapisan berikutnya adalah lapisan atmosfer matahari. Lapisan atmosfer ini terbagi dua : Kromosfer di bagian bawah dan Korona di bagian atas. Kromosfer adalah lapisan atmosfer mirip busa yang berada paling dekat dengan fotosfer. Lapisan kromosfer menjulang setinggi 12.000 km di atas permukaan matahari. Sinar yang dipancarkannya berwarna merah lemah yang berasal dari gas hidrogen. Temperatur kromosfer berkisar antara 7.000o sampai 1.500o Kelvin. Biasanya kita tidak dapat melihat kromosfer dari bumi karena terhalang efek atmosfer bumi serta cahaya yang menyilaukan dari fotosfer. Di atas lapisan kromosfer terdapat lapisan Korona. Korona adalah atmosfer matahari bagian atas. Disebut korona karena terlihat jelas seperti mahkota berwarna putih perak di sekeliling matahari pada saat terjadi gerhana matahari total. Korona terlampau lemah untuk dilihat pada saat biasa karena kalah terang dibanding terang fotosfer. Korona memperlihatkan bentuk yang selalu berubah dan bisa mengembang sampai sejauh 10 juta km. Dari pengamatan garis emisi unsur besi, diketahui bahwa suhu korona sangat tinggi, bisa mencapai 2 juta Kelvin. Permukaan matahari sendiri tidak setenang kelihatannya. Terutama pada lapisan fotosfer, banyak terjadi dinamika dan ledakan yang terjadi setiap saat. Di antaranya adalah : Sunspot, Flare, Granulasi, Spikula, Filamen dan Prominensa. Fenomena Sunspot pertama kali diamati oleh Galileo Galilei pada tahun 1610 dan pada tahun 1850 diketahui bahwa fenomena ini berlangsung berkala, yaitu 11 tahun. Sunspot terlihat hitam karena daerah ini relatif lebih dingin daripada daerah sekitarnya. Tapi jika saja berdiri sendiri, ia akan masih bersinar terang karena suhunya cukup tinggi, sekitar 3.000o sampai 4.000o Kelvin. Sunspot yang sangat gelap disebut Umbra dan dikelilingi daerah yang tidak begitu gelap yang disebut Penumbra. Lebar Sunpot antara 800 sampai 800.000 km lebih. Bintik ini bagaikan magnet raksasa. Kekuatan setiap medan 1.000 kali lebih besar daripada medan magnet bumi .
Terkadang pada daerah sekitar Sunspot terjadi suatu letupan besar. Peristiwa ini disebut Flare, yang melontarkan partikel dan memancarkan radiasi pada semua panjang gelombang. Badai matahari ini bisa berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa jam. Temperatur flare bisa mencapai 5 juta kelvin. Gelombang ultraviolet dan sinar-X yang dipancarkannya akan mengubah jumlah elektron lapisan Ionosfer, sehingga mengakibatkan gangguan telekomunikasi radio di bumi. Pada permukaan fotosfer juga terdapat corak yang disebut Granulasi. Granulasi terjadi karena gas panas bergerak ke atas dan gas dingin bergerak ke bawah yang serupa seperti efek air mendidih. Selain itu pada permukaan kromosfer terdapat duri-duri panjang yang disebut Spikula. Spikula berbentuk silinder dengan diameter sekitar 700 km dan tinggi 7.000 km. Kala hidupnya hanya berkisar antara 5 sampai 15 menit dan pada waktu tertentu terdapat 500.000 spikula di seluruh permukaan matahari . Selain itu pada pengamatan dengan filter merah kita juga bisa melihat adanya Filamen yang terlihat gelap dan panjangnya bisa mencapai 100.000 km di sekitar bintik matahari. Filamen merupakan daerah netral, yang membagi daerah medan magnet menjadi positif dan negatif. Jika filamen terjadi di tepi piringan matahari dan menjulur keluar, filamen ini disebut Prominensa. Prominensa dapat dilihat dengan mata telanjang pada saat gerhana matahari total. Wahana antariksa yang telah dan akan dikirim untuk meneliti matahari antara lain adalah wahana SOHO, Ulysses, Genesis dan SMM.