Croissant : Simbol Penistaan Pada Khalifah Turki Utsmani?

Sebuah Video Trending yang mampir di explore Instagram  membuat saya terkekeh sekaligus meringis.  Dalam video tersebut, seorang pria dengan lugas bercerita kalau Croissant dulunya diciptakan bangsa Austria untuk menghina Turki, saat itu merupakan Kekhalifahan Islam, yang kalah dalam pertempuran di Vienna.  Ini mengingatkan saya pada trend yang berseliweran pada tahun 2013 lalu saat film “99 Cahaya di Langit Eropa” menghiasi Bioskop tanah air.

Senada dengan si pria dalam video trending tersebut, ada adegan yang memperlihatkan dua orang pria menikmati Croissant sambil mengolok-olok Turki yang diasosiasikan dengan agama Islam, lalu dibalas dengan baik dan santun oleh karakter yang dimainkan oleh Raline Shah.  Bagi masyarakat awam, seolah menjadi fakta sejarah bahwa benar adanya Croissant lekat dengan penghinaan pada Turki tersebut.  Namun, apakah hal terserbut benar? Mari kita cek sejarahnya!

Dalam kisah yang banyak beredar di internet, diceritakan dalam sebuah pengepungan kota Vienna oleh kesultanan Turki Utsmani, yang kala itu sudah menjadi Kekalifahan. Turki disebut seperti itu karena sultannya adalah seorang Khalifah Islam atau pemimpin umat Islam di dunia.  Pada pengepungan itu, pasukan Austria berhasil memenangkan pertempuran dan memukul mundur pasukan Turki.  Masyarakat kota Vienna saat itu kemudian membuat roti dengan bentuk bulan sabit seperti bendera Turki, dan memakannya sebagai bentuk olok-olok.  Beberapa tulisan lain bahkan berani menambahkan bahwa pembuatan roti berbentuk bulan sabit untuk mengolok-ngolok simbol agama Islam.

Perlu diketahui, kekalahan Turki di Vienna yang dimaksud terjadi pada tahun 1683.  Pada tahun tersebut,  di Vienna sendiri bahkan tidak ada Crosissant samasekali!  Yang dikenal masyarakat Vienna adalah Roti bernama “Kifli” yang juga dikenal sebagai Kipfel.  Berdasarkan tulisan dalam  “Kipfel” (Grimm, Jacob; Grimm, Wilhelm. Deutsches Wörterbuch.), Kipfel atau Kifli ini adalah Roti yang dibuat dengan menggulung adonan gandum.  Memang, bentuknya ada kemiripan dengan Croissant, sesuai dengan tulisan biarawan pada abad ke 17 dari Austria, Abraham Sancta Clara mendsekripsikan roti ini berbentuk seperti bulan sabit.

Kifli sendiri tidak diciptakan di abad ke 17, melainkan sudah eksis jauh-jauh hari sebelum konflik Turki Utsmani-Austria.  ini dibuktikan dari catatan tertua tentang roti di Austria ditemukan dalam puisi tulisan Jans der Enikel di tahun 1227 .

Cerita Perayaan kemenangan dengan membuat “roti dengan bentuk bendera Turki” tidak memiliki sumber atau dokumen valid yang dapat menjadi rujukan, secara umum sejarahwan menganggap cerita penciptaan “Croissant” di pengepungan Vienna hanyalah omong kosong.  Sedang, lambang bulan sabit dan bintang sendiri bukanlah simbol agama Islam, namun lambang Turki yang kemudian terasosiasikan dengan Islam.

Croissant berasal di Perancis, kisahnya dimulai pada tahun 1839, waktu August Zhang mendirikan Bakery Vienna bernama “Boulangerie Viennoise” yang beralamat di 92, rue de Richelieu, Paris.  Bentuknya memang terinspirasi dari Kifli, namun menggunakan adonan Pastry khas Perancis yang berbeda dari roti inspirasinya tersebut.  

Bisa dikatakan, Crosissant adalah Kifli versi Perancis, dan namanya, memiliki arti bulan sabit dalam bahasa Perancis.  Tidak butuh waktu lama, kuliner ini menjadi favorit warga Paris, dan kemudian ditiru oleh bakery lain di kota, dan tak lama kemudian, Dunia.

Begitulah sekelumit kisah dari sebuah Crosissant, culinary legend dan masterpiece, yang kisahnya mampu menggetarkan qalbu dan rasanya dapat menggetarkan lidah.  Jadi, ga khawatir lagi kan makan Croissant?.

You may also like