Banyak orang ingin berhenti merokok, banyak caranya seperti mengganti rokok dengan permen, ada yang hanya mencium tanpa membakar dan menghisapnya, ada dengan cara berpuasa dan sebagainya. Salah satu cara yang sedang diminati oleh banyak orang yaitu mencoba berhenti merokok dengan vape dengan cara bertahap.
Penelitian vape atau rokok elektrik aman bagi kesehatan dan mengurangi risiko dibandingkan rokok tembakau.
Sebuah studi tahun 2012 oleh European Society of Cardiology yang melihat efek akut perangkat nikotin elektronik pada fungsi miokard menemukan bahwa perangkat nikotin elektronik tidak terbakar dan memiliki komposisi kimia yang berbeda dari rokok. Oleh karena itu, uap air yang dipancarkan tidak berbahaya jika dihirup. Perangkat ini dapat dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dari rokok tembakau.
Penelitian Royal College of Physicians di London percaya bahwa vaping dapat secara signifikan mengurangi jumlah perokok aktif di Inggris, mengurangi jumlah kematian akibat penyakit serius yang disebabkan oleh merokok, dan mengurangi dampak negatif asap rokok pada perokok pasif. Action on Smoking and Health di Inggris juga menyadari bahwa vaping jauh lebih aman daripada rokok tembakau. Mereka sadar bahwa vaping sangat membantu perokok aktif untuk berhenti merokok.
Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa merokok tembakau berkembang pesat di seluruh dunia, mencapai 2,5 miliar orang (Rohmani et al., 2018). Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa satu batang rokok mengandung jumlah bahan kimia berbahaya yang sama, seperti karsinogen, yang membuat asap yang dihasilkannya juga berbahaya bagi orang lain yang tidak merokok (Rohmani et al, 2018).
Apakah uap air ini lebih berbahaya dari asap rokok tembakau?
Rokok elektrik atau yang dikenal dengan sebutan vape, saat ini sedang populer di kalangan pengguna rokok. Apakah penggunaan rokok elektrik lebih berbahaya daripada rokok konvensional? Tidak ada jawaban yang mudah dalam hal menentukan apakah uap air atau asap rokok lebih berbahaya. Kedua zat tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dan itu benar-benar tergantung pada keadaan unik individu. Misalnya, seseorang dengan asma mungkin menemukan bahwa uap air memicu gejala mereka, sementara orang lain mungkin menemukan bahwa asap rokok adalah zat yang lebih bermasalah. Namun, secara umum, secara umum disepakati bahwa asap rokok lebih berbahaya daripada uap air, karena mengandung lebih banyak bahan kimia berbahaya.
Tar lebih berbahaya daripada nikotin
Tar lebih berbahaya daripada nikotin karena merupakan karsinogen. Tar dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker tenggorokan, dan jenis kanker lainnya. Dalam hal kesehatan jantung, jadi penting untuk mengetahui bahwa vaping tidak menghasilkan tar. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa vaping 95% kurang berbahaya daripada merokok tembakau. Vaping adalah cara yang bagus untuk membantu Anda berhenti merokok dan melindungi kesehatan jantung Anda.
Bagaimana cara berhenti merokok dengan vape?
Jika Anda ingin mengurangi asupan nikotin Anda, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mempermudah prosesnya.
- Mulailah dengan berniat berhenti merokok yang kuat
- Pertama dengan menggunakan e-liquid nikotin yang lebih rendah.
- Anda juga dapat mencoba menggunakan perangkat bertenaga lebih tinggi, karena ini akan memberi Anda lebih sedikit pukulan nikotin per isapan.
- Vape hanya jika Anda memiliki akses
- Terakhir, kurangi isapan per hari, dan cobalah untuk memberi jarak agar Anda tidak mendapatkan terlalu banyak nikotin sekaligus.
Dengan mengikuti tip-tip ini, Anda seharusnya dapat perlahan-lahan mengurangi asupan nikotin Anda dari waktu ke waktu.
Berhenti merokok, beralih ke vape
Kesimpulannya, vape dapat menghentikan kebiasaan merokok dan beralih ke rokok elektrik. Dengan menambahnya pengguna vape di Indonesia, ini membuktikan bahwa vape dapat membantu mengurangi kebiasaan konsumsi rokok karena vape dianggap lebih aman bagi kesehatan.