Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi saat ini sudah semakin berkembang hingga ke berbagai industri. Kehadirannya sendiri memang cukup banyak membantu mempermudah segala keperluan manusia saat ini. Tak ayal, banyak tekonologi terus dikembangkan hingga seperti saat ini dimana ia mampu untuk hadir dalam berbagai bidang kehidupan. Mulai dari sekedar hiburan, hingga ke Industri Kerja dimana ia mampu mengganti beberapa pekerjaan manusia. Perkembangan teknologi yang cukup pesat ini tak lepas dari berbagai macam pro dan kontra dari masyarakat. Banyak yang mendukung untuk teknologi mampu lebih dikembangkan hingga kelak manusia benar-benar dapat hidup berdampingan dengan teknologi. Contohnya saja seperti kehidupan yang digambarkan di ke 10 film tentang teknologi masa depan ini atau bahkan lebih dari yang saat ini dibayangkan. Terus apa benar teknologi dan pengangguran itu memiliki hubungan?
Nah, dibalik banyaknya dukungan terhadap perkembangan teknologi saat ini, tentu saja ada banyak kalangan masyarakat yang kontra dan khawatir. Salah satu kekhawatirannya berasal dari perkembangan teknologi robotika dan AI yang saat ini perkembangannya terus disempurnakan. Bagaimana tidak? Di zaman ini sudah banyak contoh kasus yang menunjukkan bagaimana robotika dan teknologi AI ini mampu menggantikan posisi manusia dalam berbagai jenis pekerjaan. Contohnya saja seperti beberapa robot yang di claim mampu membantu pekerjaan rumah tangga pada acara teknologi CES di Las Vegas, Nevada.

Pada pameran tersebut, terdapat robot yang dirancang untuk dapat bertindak layaknya seorang kurir untuk dapat melakukan pengiriman barang, terdapat pula robot yang dirancang mampu bertindak layaknya seorang barista, dan masih banyak lainnya. Tentu saja, jika para peneliti terus konsisten untuk menyempurnakan teknologi robotika dan AI ini, kelak posisi kurir, barista, dan pekerjaan lainnya akan mampu digantikan oleh robot.
Terus apakah perkembangan teknologi ini bisa jadi pemicu peningkatan angka pengangguran, terlebih di Indonesia? Saat ini saja, total pengangguran di Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, mencapai angka 7,86 juta orang. Angka ini sebenarnya cenderung mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir sejak mencapai puncak tertinggi di awal pandemi Covid-19 yang mencapai angka 9,77 juta orang.

Namun, meskipun berdasarkan angka jumlah pengangguran di Indonesia memang mengalami penurunan, tapi pada kenyataannya pengangguran di kalangan terdidik mengalami peningkatan. Selain itu, penggunaan robot dalam berbagai industri tak terelakkan lagi. Meskipun saat ini penggunaan robot masih banyak dan dominan terjadi di negara maju, tidak menutup kemungkinan beberapa tahun kedepan negara berkembang seperti Indonesia sendiripun sudah ikut memanfaatkan teknologi robot dalam industri kerja.
Pada akhirnya, gelombang PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja yang tidak pernah diharapkan sebelumnya pun mungkin saja terjadi. PHK ini juga tidak mengenal sektor industri apa saja yang akan diserangnya, termasuk perusahaan teknologi sebesar Google, Amazon, dll. Nyatanya, salah satu hal pendorong terjadinya rekonstruksi yang berdampak pada pengurangan jumlah pegawai di Google di dorong oleh pergeseran fokus ke arah kecerdasan buatan (AI).
Memang belum ada fakta maupun data langsung yang membenarkan anggapan tersebut. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi ini nyatanya bisa menjadi salah satu pemicu peningkatan angka pengangguran.
Mengutip dari hasil research yang dilakukan oleh pihak CNBC terkait daftar pekerjaan yang hilang dan dibutuhkan dimasa depan menyatakan bahwa “sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang”.
Berikut daftar pekerjaan yang diprediksi akan hilang dan menambah angka pengangguran:
- Teller bank
- Petugas Pos
- Kasir dan loket
- Data Entry
- Sekertaris dan Administrasi
- Staf pencatat stok (stock-keeping)
- Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
- Legislator dan pejabat pemerintahan
- Staf statistik, asuransi, dan keuangan
- Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
- Satpam
- Manajer kredit dan pinjaman
- Penyelidik dan pemeriksa klaim
- Penguji software
- Relationship manager
Jika ditarik kesimpulan antara daftar pekerjaan diatas dan data dari BPS, maka akan ditemukan korelasi antara Teknologi dan Pengangguran. Bagaimana tidak? pekerjaan yang saat ini cukup banyak menyumbang pengurangan angka pengangguran justru didominasi oleh pekerjaan yang diprediksi akan hilang dimasa depan. Sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan di masa depan, masih menjadi PR untuk para pekerja agar mampu meningkatkan skill dan kemampuannya, serta catatan untuk perguruan tinggi agar dapat ikut menyesuaikan perkembangan zaman dengan mampu menyediakan para lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri kerja di masa mendatang.