Teknologi Informasi (TI) telah merevolusi berbagai aspek kehidupan kita, khususnya telah menyediakan cara mudah untuk melakukan pembayaran digital. Pemerintah Indonesia memaksa masyarakat secara langsung atau tidak langsung untuk melakukan semua transaksi komersial melalui mode digital. Masyarakat umum mulai beralih dari sistem pembayaran tradisional menuju sistem Pembayaran Digital yang memastikan keamanan, kenyamanan dan kenyamanan. Dengan lompatan teknologi raksasa di ponsel pintar dan akses internet yang mudah telah membuat pasar Indonesia menerima pembayaran digital.
Seberapa besar peluang transaksi digital ini?
Persentase pembayaran digital melalui berbagai jenis juga meningkat dengan kecepatan yang signifikan. Ketua Umum Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (Perpi) Rhesa Yogaswara menjelaskan bahwa revolusi digital telah membuat transaksi keuangan menjadi jauh lebih praktis dan trasanksi digital juga meningkat dari tahun ke tahun. “Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Mei 2022 tumbuh 35,25% (yoy) mencapai Rp 32 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 20,82% (yoy) menjadi Rp 3.766,7 triliun,” . Jangkauan jaringan seluler, Internet, dan listrik juga memperluas pembayaran digital hingga ke pelosok. Jadi, tidak diragukan lagi bahwa sistem tren teknologi transaksi di masa depan adalah transaksi non tunai.
Apa keunggulan transaksi non tunai?
Metode pembayaran yang cashless juga memiliki resiko yang rendah. Jika dicuri, mudah untuk memblokir kartu kredit atau dompet ponsel dari jarak jauh, tetapi tidak mungkin untuk mendapatkan uang anda kembali. Ini terutama sangat penting saat bepergian, terutama ke luar negeri, di mana kehilangan uang tunai dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang besar. Selain itu, jika kartu futuristik berevolusi menggunakan biometric (sidik jari, eye scan, dan lain-lain), sangat sulit untuk ditiru, menjadikannya pilihan yang sangat aman.
Tantangan pembayaran digital
Pembayaran digital yang memanfaatkan sistem teknologi informasi berupa internet tetap saja memiliki ancaman. Salah satunya adalah kejahatan siber yang diantaranya terdapat hacker. Kejahatan di dunia maya ini juga sangat variatif, mulai dari phising, scaming, carding, dan juga ransomware. Tentunya transaksi digital juga memerlukan proteksi data dan privasi bagi perusahaan- perusahaan kecil maupun besar. Layanan tersebut bisa didapatkan dari SNC, salah satu produk layanan yang menyediakan jasa Protektifitas data privasi dan aset ICT. Produk SNC meminimalkan pengurangan biaya bagi pelanggan untuk melindungi keamanan data dengan TCO (Total Cost Ownership) dan ICT (Information Communication Technology). Disertifikasi oleh ISO, SNC memberikan solusi nyata untuk visibilitas dan kesadaran untuk keamanan data.