Apakah kalian sudah mulai melihat finansial sebagai suatu hal yang penting? Jika kalian jawab sudah, harusnya kalian bangga pada diri kalian sendiri karena sudah ada niat dan aksi nyata untuk membuat masa depan lebih cerah. Kenapa lebih cerah? Karena dengan investasi kalian itu mengembangkan finansial yang kalian miliki menjadi suatu instrumen.
Banyaknya investor saat ini yang mulai berinvestasi, terutama investasi saham membuat sosial media semakin ramai. Beberapa intitusi juga mulai mengeluarkan promosi besar-besaran. Pada saat kalian ingin memulai investasi tidak boleh asal ya, kalian harus memperhatikan langkah-langkah sebelum memulai investasi.
Persiapkan Dana Darurat
Pertama, karena dana darurat ini akan digunakan jika tiba-tiba kalian sangat butuh cash di waktu yang tidak terduga. Contohnya, usaha kalian bangkrut, kalian dipecat, kecelakaan parah, sakit, kerusakan mobil/rumah, dan lain-lain.
Coba bayangin jika kalian di dalam kondisi sedang berinvestasi untuk jangka waktu tertentu lalu investasi kalian sedang merugi, di sisi lain kalian dikeluarkan dari pekerjaan, dan di saat itu cash kalian sangat terbatas. Bagaimana kalian menanggapinya jika tidak ada dana darurat?
Biasanya dana darurat itu dipersiapkan berdasarkan rata-rata pengeluaran per bulan kalian selama ini. Setelah itu, dikali dengan 4-6 kali (bulan). Sebenarnya jika kalian ingin lebih dari minimal tersebut tidak apa-apa. Hal itu bisa disesuaikan dengan perkiraan kalian berapa lama bisa mendapatkan pekerjaan kembali, atau berapa lama kalian bisa bangkit kembali dari keterpurukan. Ini dikhususkan untuk menjadi bantalan kalian, agar tidak “jatuh langsung ke tanah”.
Tentunya ada syarat lain mengenai dana darurat, yaitu harus mudah untuk diambil atau dicairkan. Pos dana darurat juga tidak boleh dicampur dengan pos finansial lainnya.
Pahami Profil Risiko Diri
Sebenarnya ini bisa kalian pahami dari diri kalian sendiri, tetapi biasanya kalian akan dihadapkan dengan kebingungan harus berinvestasi pada instrumen apa, saham, reksadana, logam mulia, atau lainnya. Beberapa perusahaan finansial sebenarnya sudah membuat inovasi, yang dimana kalian bisa melihatnya pada suatu platform investasi yang disebut dengan Robo–Advisor.
Robo-Advisor, pertamanya akan mengadakan survey untuk membaca profil risiko kalian, lalu dari survey tersebut mereka mempunyai algoritma hingga mendapatkan survey results. Pada akhirnya mereka akan menyarankan beberapa instrumen investasi untuk kalian. Sebagai contohnya dua perusahaan finansial seperti Bareksa memiliki Robo-Advisor yang dinamakan BATARA dan begitu juga Bibit yang memiliki Robo-Advisor sendiri.
Pada umumnya profil risiko terdiri dari 3 macam:
- Konservatif
Dimana kalian cenderung memilih instrumen investasi yang sangat aman dan hasilnya sudah diketahui di masa depan, contohnya deposito, logam mulia, reksadana pasar uang.
2. Moderat
Posisi kalian sebagai investor yang berani mengambil risiko lebih besar dibanding konservatif, karena walaupun kalian bisa menerima risiko tetapi kalian lebih berhati-hati akan kerugian. Biasanya tipikal orang di moderat akan membatasi jumlah nominal yang dimasukkan di instrumen yang mempunyai risiko tinggi.
3. Agresif
Tipikal orang di posisi ini sangat berani mengambil risiko tinggi, sehingga porsi meletakkan jumlah uang di instrumen yang berisiko akan lebih banyak. Contohnya sekitar 80% ia investasikan ke dalam instrumen saham, lalu sisanya dibagi lagi ke instrument lainnya.
Tentukan Jumlah Nominal Investasi per Bulan
Dalam mengalokasikan persenan dana investasi sangat bergantung kepada kebutuhan individu. Jika diperbolehkan menyebut angka sewajarnya pada kisaran 20% dari total pendapatan tetapi belum tentu setiap individu yang ingin berinvestasi dapat memenuhi di angka tersebut.
Hal di atas dapat diminimalisir dengan menempatkan “uang dingin” kita di instrumen yang sesuai dengan nominal investasi per bulannya. Karena terdapat beberapa instrument yang memilki syarat nominal investasi awal dan juga nominal investasi selanjutnya.
Dalam investasi kalian tidak boleh memaksakan kehendak dengan menggunakan keseluruhan uang kalian yang bukan pada posnya. Misalkan karena kalian ingin untung lebih besar maka kalian menggunakan uang belanja kebutuhan sehari-hari atau yang lebih parahnya lagi menggunakan uang pinjaman dari bank serta teman. Hal ini sangat bahaya jika anda menggunakan “uang panas” dalam berinvestasi. Kalian bukannya untung tapi malah buntung.
Tujuan Investasi
Semua investor memiliki tujuan umum investasi untuk masa depan dan juga mendapatkan passive income. Biasanya dalam pemilihan instrumen investasi kalian akan disarankan pada jangka waktu ideal investasi. Ini juga akan membulatkan tekad bagi investor untuk membuat lebih spesifik tujuan investasinya, bisa untuk menikah, pendidikan anak, atau untuk naik haji.
Pelajari Instrumen Investasi & Intitusi/Lembaga yang Digunakan
Sebelum memulai investasi, kalian harus mengerti ilmu dasar dari tiap instrumen investasi bahkan institusi tempat kalian menginvestasikan uang. Walaupun tidak secara mendalam mempelajarinya paling tidak kalian mengerti cara kerja serta alur proses umumnya seperti apa.
Jika kalian ingin menggunakan jasa financial advisor tidak masalah, alangkah lebih baik kalian tidak mempercayainya 100% karena itu uang kalian yang direncanakan oleh dia. Kalau nantinya hilang kalian akan rugi, bukan financial advisor. Terdapat banyak instrumen investasi yang dapat dipelajari oleh para calon investor, tentunya ada yang berisiko besar dan kecil. Diantara kalian pasti pernah dengar istilah “High Risk High Return”. Ini benar sekali, tentunya ada risiko pasti ada imbal hasil yang cukup besar tetapi anda pun tidak bisa meletakkan semua uang anda di satu keranjang instrumen saja, jika seperti itu anda harus siap menerima risiko kehilangan 100% uang investasi.
“Don’t Put Your Eggs in One Basket” kalimat lain yang harus kalian ketahui sebagai investor. Gunanya untuk menghindari crash pada suatu instrumen sehingga kalian tidak rugi 100% dari dana yang anda investasikan. Demikian langkah-langkah yang harus diperhatikan sebelum mulai investasi.